Menyambut 1 Muharram 1431 H, masyarakat Semarang biasa menyelenggarakan tirakatan semalam suntuk. Sebelumnya, acara suronan sudah di awali sekitar jam 5 sore. Masyarakat muslim berkumpul di masjid, bersama-sama membaca doa akhir menjelang magrib ritual pertam sudah selesai. Sehabis sholat magrib, ritual ke dua di mulai, yakni, membaca doa awal tahun.
Biasanya malam suronan dimulai sehabis lepas isyak.
Warga kampung seluruhnya sudah kumpul, tetua kampung atau modin akan mengeluarkan tumpeng nasi kuning dan diberi doa. Ritual ini bertujuan mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah SWT selama satu tahun dan telah diberi kesempatan untuk menapaki kehidupan satu tahun ke depan. Masyarakat meminta pengharapan kepada Allah SWT, selama satu tahun ke depan diberi keselamatan, kesehatan, limpahan rejeki dan kehidupan yang lebih baik dari tahun lalu.
Setelah doa selesai dipanjatkan, nasi kuning dibagikan seluruh warga dan bubur suran diberikan kepada anak-naak kecil yang ikut mermaikan susana pada malam triakatan suronan .
Minggu, 27 Desember 2009
Sabtu, 21 November 2009
Lawang SEwu
Lawang Sewu salah satu bangunan bersejarah di Kota Semarang yang masih terawat dengan baik. Pengelolaan Lawang Sewu merupakan hak penuh PT Kereta Api Indonesia. Karena memang sejarah dari bangunan ini, pada masa Penjajahan Belanda, dimanfaatkan sebagai pusat perkeretaapian di Jawa, khususnya Jawa Tengah.
Semarang sangat beruntung memiliki LAwang Sewu. Karena nyatanya, bangunan ini begitu kokoh dan memiliki nilai arsitektur yang sedemikian indah. Bangunan ini secara keseluruhan berbentuk huruf "U" yang simetris. Nampak dari depan, dua kubah pada kanan dan kiri bangunannya merupakan ciri tersendiri. Bangunannya terdiri dari tiga lantai. Dua lantai memiliki lorong-lorong panjang dengan deretan ruangan - ruangan yang memiliki ukuran daun pintu yang besar pula. Demikian halnya pada bangunan lantai duanya juga memiliki ruangan dengan daun pintu yang besar pula. Sehingga meski tanpa menggunakan alat pendingan ruangan pun, setiap ruangan Lawang Sewu terasa sejuk. Kemudian pada lantai tiga, terdapat, ruangan semacam aula yang dihiasi dengan ventilasi-ventilasi ukuran sedang, sehingga terkesan bangunan ini memiliki daun pintu dan ventilasi sebegitu banyak. Oleh karenanya, orang Semarang memberikan nama bangunan ini dengan sebutan LawangSewu.
Meski belum resmi dijadikan obyek wisata, Lawang Sewu seperti menjadi tujuan wisata utama bagi wisatawan domestik ataupun internasional. Jujur saja, memang Lawang Sewu layak untuk dijadikan tujuan wisata sejarah ataupun arsitektur bagi yang memiliki minat dibidang arsitektur. Di belakang Lawang Sewu terdapat kanal kecil. Kanal ini dikenal sebagai Kali Semarang. Bila Anda dapat menikmati suasana Lawang Sewu, maka pilihlah lokasi bangunan yang berada di belakang dan Anda nikmati gemericik aliran sungainya, ehm... terasa sangat nyaman. Nah, bisa dibayangkan betapa indahnya, lawang sewu dua ratus tahun lalu, ketika dibelakang lawang sewu masih sangat hijau.
Memiliki aura mistis
Lawang Sewu merupakan saksi sejarah perjuangan kemerdekaan masyarakat Semarang. Di sekitar Lawang Sewu merupakan ajang perjuangan berdarah-darah warga Semarang. Peristiwa pertempuran hingga lima hari dikenal dengan pertempuran lima hari.
Pada masa pendudukan Jepang, Lawang Sewu sendiri merupakan tempat para pejuang dibunuh, dipenjarakan di penjara bawah tanah. Ketika VOC Belanda masih bercokol, bangunan ini dibuat dengan keringat dan darah masyarakat Semarang. Ketika Jepang menyerah, para pejuang juga melakukan pembantian terhadap tentara Jepang di Lawang Sewu.
Rangkaian peristiwa sejarah yang berkaitan erat dengan keberadaan Lawang Sewu, hingga kini, suasana mistis masih sangat terasa, khususnya lorog-lorong bawah tanah yang dijadikan tahanan. Nampaknya, aura mistis ini pula yang membuat wisatawan ingin tahu Lawang Sewu.
Rabu, 18 November 2009
Kirab Budaya Semen Gresik
Antusias warga Semarang mengikuti acara Kirab Budaya ini, sebagai dukungan kepada Pemerintah Kota Semarang untuk nguri-nguri budaya dan kesenian Semarang dan umumnya budaya Indonesia.
Pada Kirab budaya ini acara berkesenian secara kolosal ternyata mampu memberikan hiburan kepada masyarakat. Karena nyatanya, kesenian-kesenian yang ditampilkan mampu memberikan warna dan nuansa baru kesenian dan budaya lokal.
Kota Semarang menampilkan budaya mantenan Kaji sebagai budaya khas Semarang. Kemudian tarian warak ngendok serta Barongsai.
Tarian Kolosal "Buto Pakis" memberikan warna yang sangat kuat, sehingga masyarakat dan peserta jalan sehat antusias mengikuti jalannya kirab budaya. Demikian halnya dengan kesenian jatilan serta kesenian wayang orang yang menampilkan Pandawa. Mungkin baru kali ini, para Pandawa menunggang Kuda dalam penampilannya di muka umum.
Yang menarik dari Pandawa ini, malah ketika mereka beraksi di atas panggung. Ketika mereka peragakan tarian khas tokoh Pandawa, seperti Bima (Werkudoro), Arjuno serta lainnya. Aksi mereka menarik para fotografer amatir ataupun profesional tidak menyia-yiakan moment ini untuk di abadikan.
Jumat, 30 Oktober 2009
kyai Langgeng



Magelang,
Liburan lebaran kemarin (Syawal 1430) adalah hari paling istimewa. Apa pasal. Karena kita satu kampung piknik bareng. Rame-rame naik bus pariwisata "Nugroho". Dari Semarang, start pukul 06.00. Sekitar pukul 09.00 sudah nyampai Taman Kyai Langgeng, Magelang. Kita ada kesempatan menikmati suasana Kyai Langgeng sekitar 2 jam. Cukuplah untuk keliling semua komplek. Itu pun tidak mungkin bisa tercover semua.
Sekian kali ke Magelang, baru kali ini dapat menikmati Kyai Langgeng. Ternyata udaranya sejuk, mungkin karena letaknya di ketinggian dan tepat bersinggungan dengan Kali Progo, sehingga suasana alamnya sangat mendukung sebagai obyek pariwisata. Surprise! Peseta piknik, mulai mbah-mbah, ibu, bapak dan anak-anak merak terlihat sumringah. Mak-mak dapat tertawa lepas. Anak-anak terlihat menikmati suasana Kyai Langgeng, mereka terlihat ceria dan dapat tertawa lepas....
Keraton Ngayogyakarta
Yogyakarta,
Seperti tidak ada bosan-bosannya menikmati suasana jogja. Ada yang menjadi daya tarik sehingga orang mau berwisata di jogja. Daya tarik itu mungkin, masih kentalnya budaya jawa di sekitar jogja. Keraton yang masih bediri kokoh dengan trah kerajaan yang masih kental. Sultan Hamengkubuwono sejak jawa kuno hingga era modern, Sang Sultan tetap menjadi Sang Pamomong yang dicintai oleh rakyat Kasultanan Ngayogyakarta.
Pintu Gerbang nan cantik dan nampak teduh, merupakan simbul kejayaan keraton dari masa ke masa. Wisatawan akan mengabadikan pintu gerbang keraton sebagai tanda mata.
Alun-alun keraton dan Jalan Malioboro, dilihat secara telanjang mata. Ketiga tempat ini membentuk satu garis lurus. Dari segi artistik tata kota, jogja sangat menarik. Maka, tidak mengherankan bila Malioboro menjadi seperti metropolitan kecil bagi jogjakarta. Pusat perbelanjaan, perhotelan sekaligus paiwisata.
Kamis, 22 Oktober 2009
Dugderan Semarang


Menjelang datangnya bulan ramadhan, masyarakat Semarang memiliki tradisi yang di kenal dengan sebutan Dugderan.
Kata "dugderan" diambil dari kata bedug dan suara petasan yang berbunyi der. Dua kata ini digabungkan menjadi kata dugderan.
Tradisi dilaksanakan sebagai cara masyarakat Semarang menandai bahwa satu ramadhan sebagai bulan poso (puasa) telah tiba. Hingga sekarang ini tradisi dugderan masih dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Semarang.
Sementara dugderan sendiri tidak bisa lepas dari simbol sebuah binatang yang disebut dengan warak ngendok. Yakni, binatang rekaan yang memiliki tubuh mirip jerapah karena berleher panjang, berkaki seperti esekor keledai atau kambing dan berwajah mirip naga. Dan dibawah awak binatang terdapat telur.
Konon, binatang rekaan ini sebagai simbulisasi keberagaman masyarakat Semarang yang terdiri dari berbagai macam etnis. Meski beragam etnis, mereka dalam satu kesatuan sebagai masyarakat Semarang. Di Semarang sendiri memang terdapat komunitas masyarakat Pecinan, Melayu (Bugis), Arab dan Jawa sebagai masyarakat asli Semarang.
Sedangkan nama "Warak" jika dikaitkan dengan semangat bulan puasa atau hikmah orang yang berpuasa adalah orang akan menjadi orang berderajat "waro". Artinya orang yang memiliki keluhuran batiniah dan rohaniah buah dari menjalankan puasa ramadhan sebulan penuh.
Perayaan dugderan diawali dengan sebuah upacara sebagaimana tempo dulu. Walikota Semarang memperagakan sebagai bupati Semarang yang memimpin acara tesebut hingga selesai. BUpati menerima sebuah laporan dari wakil alim ulama yang memberitahukan bahwa pada hari itu telah memasuki satu Ramadhan atau bulan puasa. Sebagai pertanda bahwa bulan Ramadhan telah tiba, maka bupati Semarang menabuh bedug berulang-ulang dan menyulut petasan super besar sehingga seantero Semarang mengetahui bahwa puasa telah tiba.
Hal lainnya sekitar perayaan dugderan. Alun-alun Masjid Kauman akan dipenuhi para pedagang dari berbagai daerah. Mereka mremo dugderan satu minggu menjelang dugderan. Sehingga suasana alun-alun masjid Kauman seperti pasar malem tiban. Bahkan pedagang melebar hingga di sepanjang Jalan pemuda, tepatnya di depan Swalayan Sri Ratu. Bila sudah demikian, maka sangat terasa antusias masyarakat Semarang menyabut datangnya bulan Ramadhan setiap tahunnya.
Praktis selama satu minggu itu, jalanan menuju arah jalan Pemuda menjadi macet. Karena alasan kenyamanan dan keamanan masyarakat berlalu lintas, pedagang yang mremo dugderan terpaksa berpindah-pindah tempat. Walikota Sukawi Sutarip, mengalihkan dugderan dari alun-alun Masjid Kauman, pedagang dipindahkan ke pinggiran polder tawang. Ternyata, lalu lintas dari arah Pemuda ke arah terboyo dan sebaliknya menjadi tersendat. Kemudian tahun berikutnya pedagang dugderan dialihkan lagi di lapangan arteri bagian dari Masjid Agung Jawa Tengah.
Kata "dugderan" diambil dari kata bedug dan suara petasan yang berbunyi der. Dua kata ini digabungkan menjadi kata dugderan.
Tradisi dilaksanakan sebagai cara masyarakat Semarang menandai bahwa satu ramadhan sebagai bulan poso (puasa) telah tiba. Hingga sekarang ini tradisi dugderan masih dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Semarang.
Sementara dugderan sendiri tidak bisa lepas dari simbol sebuah binatang yang disebut dengan warak ngendok. Yakni, binatang rekaan yang memiliki tubuh mirip jerapah karena berleher panjang, berkaki seperti esekor keledai atau kambing dan berwajah mirip naga. Dan dibawah awak binatang terdapat telur.
Konon, binatang rekaan ini sebagai simbulisasi keberagaman masyarakat Semarang yang terdiri dari berbagai macam etnis. Meski beragam etnis, mereka dalam satu kesatuan sebagai masyarakat Semarang. Di Semarang sendiri memang terdapat komunitas masyarakat Pecinan, Melayu (Bugis), Arab dan Jawa sebagai masyarakat asli Semarang.
Sedangkan nama "Warak" jika dikaitkan dengan semangat bulan puasa atau hikmah orang yang berpuasa adalah orang akan menjadi orang berderajat "waro". Artinya orang yang memiliki keluhuran batiniah dan rohaniah buah dari menjalankan puasa ramadhan sebulan penuh.
Perayaan dugderan diawali dengan sebuah upacara sebagaimana tempo dulu. Walikota Semarang memperagakan sebagai bupati Semarang yang memimpin acara tesebut hingga selesai. BUpati menerima sebuah laporan dari wakil alim ulama yang memberitahukan bahwa pada hari itu telah memasuki satu Ramadhan atau bulan puasa. Sebagai pertanda bahwa bulan Ramadhan telah tiba, maka bupati Semarang menabuh bedug berulang-ulang dan menyulut petasan super besar sehingga seantero Semarang mengetahui bahwa puasa telah tiba.
Hal lainnya sekitar perayaan dugderan. Alun-alun Masjid Kauman akan dipenuhi para pedagang dari berbagai daerah. Mereka mremo dugderan satu minggu menjelang dugderan. Sehingga suasana alun-alun masjid Kauman seperti pasar malem tiban. Bahkan pedagang melebar hingga di sepanjang Jalan pemuda, tepatnya di depan Swalayan Sri Ratu. Bila sudah demikian, maka sangat terasa antusias masyarakat Semarang menyabut datangnya bulan Ramadhan setiap tahunnya.
Praktis selama satu minggu itu, jalanan menuju arah jalan Pemuda menjadi macet. Karena alasan kenyamanan dan keamanan masyarakat berlalu lintas, pedagang yang mremo dugderan terpaksa berpindah-pindah tempat. Walikota Sukawi Sutarip, mengalihkan dugderan dari alun-alun Masjid Kauman, pedagang dipindahkan ke pinggiran polder tawang. Ternyata, lalu lintas dari arah Pemuda ke arah terboyo dan sebaliknya menjadi tersendat. Kemudian tahun berikutnya pedagang dugderan dialihkan lagi di lapangan arteri bagian dari Masjid Agung Jawa Tengah.
Selasa, 20 Oktober 2009
Kabinet SBY - Budiono

Menyimak pidato Presiden SBY pada acara pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI, Selasa (19/okt) yang berlangsung di Balai Sidang MPR/DPR RI, ada sesuatu yang membikin surprise. Pidatonya yang runtun dengan aksentuasi yang cukup jelas, bikin betah orang untuk menyimak pidatonya.
Beberapa hal dalam isi pidatonya yang dapat aku simak dengan baik adalah ketegasan Presiden SBY yang menyatakan Indonesia sebagai negara yang non blok, menjalankan politiknya secara bebas dan aktif. Indonesia mendorong terjadinya reformasi dalam kaitannya dengan perubahan global dan pemanasan global.
Tergabungnya Indonesia dalam G-20 merupakan langkah awal Indonesia mendorong Dunia baru yang lebih berkeadilan.
Sementara dalam programnya untuk perbaikan kesejahteraan bagi rakyat selama lima tahun kedepan, nampaknya masih seperti program lima tahun yang lalu, namun akan berusaha untuk lebih ditingkatkan. Seperti, peningkatan mutu atau kwalitas pendidikan secara nasional. Dalam hal ini pemerintah akan mengupayakan peningkatan kesejahtreraan bagi guru dan dosen. Anggaran pendidikan yg semakin besar, merupakan upaya nyata pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidik dan anak didik.
- Nampaknya rasa optimisme Indonesia yang menunjukkan ke arah yang lebih baik dapat kita simak pula, yakni, : ketika Wakil Presiden Yusuf Kalla, yang pada hari itu telah habis masa jabatannya. JK bersedia duduk bersandingan dengan Wakil Presiden terpilih Prof. Budiono. Dan keduanya merasa tidak terbebani dengan susana politik yang telah lalu, di mana Pak JK menjadi kompetitornya pasangan SBY - Budiono. Ia mencalonkan diri sebagai presiden yang diusung dari Partai Golkar. Usai itu, Mereka nampak akrab dan saling menebar senyum ketulusan. Bahkan JK juga nampak memberikan apresiasi yang legawa ketika Presiden SBY menyampaikan pidato di depan anggota MPR/DPR RI dan tamu undangan.
- Ketua MPR, Taufik Kiemas, sebagai salah satu tokoh sentral dariPDI perjuangan yang memimpin sidang pada acara itu, juga nampak menikmati posisinya sebagai pemimpin sidang. Taufik Kiemas tidak menunjukkan sebagai tokoh oposan, tetapi justru menunjukkan sikap hangat kepada SBY. Meski garis partainya telah mengabil sikap sebagai oposisi pemerintah. Namun belakang sikap itu sedikit diperlembut dengan pernyataan Puan Maharani, putri Mega-Taufik Kiemas yang juga sebagai anggota DPR dari PDI Perjuangan dihadapan para wartawan, "Sistem presidentil tidak mengenal oposisi. Tetapi PDI P akan bersikap kritis kepada kebijakan pemerintah, jika kebijakan itu tidak pro rakyat."
- Kehadiran para kepala negara tetangga antara lain PM Australia, PM Timor Leste, PM Malaysia dan Sultan Brunai Darussalam serta utusan-utusan dari negara-negara sahabat, menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara yang masih cukup diperhitungkan oleh negara-negara sekawasan atau belahan negara lainnya. negara yang demikian besar ini, ternyata mampu melalui pergantian presiden lewat pemilu yang demoratis dan penuh ketertiban dan aman.
- Susunan Kabinet, nampak beberapa wajah lama yang masih di minta preisden SBY sebagai menteri. Mereka adalah orang2 kepercayaan SBY. Misal, Sudi Silalahi, Hatta Rajasa, Sri Mulyani, Andi Malarangeng. Kemudian Mitra Koalisi dari partai pengusung SBY - Budiono, Suryadarma Ali, Tifatul Sembiring, Muhaimin Iskandar. Nampaknya SBY bukan tipe pemimpin yang "ingkar janji". Jatah itu mesti tetap harus diberikan kepada parpol yang telah nyata mengusung dirinya hingga terpilih sebagai presiden yg kedua kalinya. Koalisi dan balas budi ini secara etika politik, jelas menunjukkan etika politik yang high clas (mengambil istilah Amin Rais). Meski demikian, koalisi ini rapuh atau tidak sangat bergantung trend politik di masa akan datang. Perjalanan politik selama lima tahun, kadang-kadang sulit untuk diprediksi. Berbagai kejadian politik dan perubahan politik bisa terjadi, dan itu bukan sesuatu yang tidak mungkin.
Menurut beberapa pengamat politik, suasana kedewasaan politik, sbagaimana yg telah ditunjukkan para tokoh pada sidang paripurna dan pelantikan Preisden dan Wakil Presiden 2009 - 2014, ini merupakan titik awal yang sangat baik bagi bangsa Indonesia. Tentunya ini sebagai modal awal bagi Presiden dan Wakil Presiden menjalankan roda pemerintahan lima tahun ke depan.
Yang jelas, sebagai rakyat, mengharapkan pemerintah dibawah kepemimpinan SBY-Budiono benar-benar dapat bekerja maksimal demi tecapainya kesejahteraan rakyat. Sedangkan para menteri yang tergabung dalam kabinet Indonesia Bersatu jilid II, bukan bekerja untuk mencari keuntungan kelompok parpolnya terlebih pribadi. Bila terjadi seperti ini, kita harus berani meneriakkan pecat menteri bersangkutan. Dan Pada pemilu lima tahun ke depan, kita teriakkan boikot parpol bersangkutan, dengan cara elegan tentunya, yakni, jangan pilih parpol tersebut. Sehingga parpol tersebut terpuruk.
Yang jelas, sebagai rakyat, mengharapkan pemerintah dibawah kepemimpinan SBY-Budiono benar-benar dapat bekerja maksimal demi tecapainya kesejahteraan rakyat. Sedangkan para menteri yang tergabung dalam kabinet Indonesia Bersatu jilid II, bukan bekerja untuk mencari keuntungan kelompok parpolnya terlebih pribadi. Bila terjadi seperti ini, kita harus berani meneriakkan pecat menteri bersangkutan. Dan Pada pemilu lima tahun ke depan, kita teriakkan boikot parpol bersangkutan, dengan cara elegan tentunya, yakni, jangan pilih parpol tersebut. Sehingga parpol tersebut terpuruk.
Minggu, 04 Oktober 2009
Halal Bi Halal


Tilik Kubur Ngiras - Ngirus Halal Bi Halal
Hari Raya Idul Fitri, momentum bagi umat muslim untuk saling bersilaturrahmi, termasuk mensilaturahmini ortu yang telah pindah di alam baka. Pemakaman Umum Bergota, sebagai kuburan terbesar di Semarang, ketika Hari yang fitri, sehabis sholat Id, makam ini bagai lokasi pariwisata. Masyarakat Semarang dari berbagai penjuru datang ke makam ini. "Tilik Kubur" istilah semarangannya. Di sini, kita akan bertemu sanak saudara yang sama-sama atau baru saja selesai tilik kubur. Jadi suasana halal bi halal atau salin maaf memaafkan sesama muslim sudah terbangun, ketika sama-sama mau tilik kubur di Bergota.
Tadi malam, aku menghadiri halal Bi halal di langgar Batan Gambir, Kelurahan Miroto. Ustadz menjelaskan puasa, iman dan halal bi halal. Allah SWT memerintahkan puasa hanya bagi hambanya yang beriman (percaya secara tauhid) "Yaa ayyuhalladiina aamanu" bukan bagi semua hambanya. Sehingga bagi mereka yang tak memiliki iman kepada Allah SWT, terbebas dari perintah menunaikan puasa ramadhan satu blan penuh.
menurut ustadz Muhkrowi, itu sebagai konsekuensi sebagai orang yang beriman. Sedangkan orang yang beriman itu, memiliki ciri2 antara lain, aqimiissholah, artinya mendirikan sholat. Kata mendirikan ini memiliki makna perilaku beribadah sholat secara kontinyu sampai akhir hayat. Menunaikan sholat tanpa terhalang dengan keadaan apapun. Ciri selanjutnya, orang beriman menyadari bahwa harta yang dimilikinya itu sebagiannya adalah hak orang lain. Maka, harta kekayaannya itu akan ia salurkan kepada mereka yang berhak menerima. Ini merupakan bentuk kepedulian sosial yang nyata.
Bila, potensi amal harta milik orang beriman ini di dayagunakan secara maksimal dengan manajemen pengelolaan keuangan yang tertib dan amanah, betapa memberi peluang orang muslim yang miskin, anak yatim dan mereka yang sulit mengakses modal, dapat tertolong dengan hartanya orang beriman.
Ciri lainnya, orang beriman senantiasa menjalin dan menyambung silaturrahmi. Oleh karenanya, syawal sebagai bulan peningkatan iman dan amal, sebenarnya tidak bisa dilepaskan dari anjuran untuk bersilaturrahmi. Silaturrahmi inilah sebagai buah dari perayaan halal bi halal. Perilaku silaturrahmi itu seorang yang beriman tidak akan melewatkan :
1. Sholat berjamaah. Karena dengan sholat berjamaan di mushola atau masjid, selain mendapatkan pahala 27 % dengan tanpa disadari jalinan silaturrahmi sesama orang beriman terjalin terus-menerus. Sehingga semakin menguatkan tali ukhuwah islamiyah.
2. Menjenguk orang sakit. Ini pun juga memiliki unsur menjalin silaturrahmi. Orang yang sakit akan mendapatkan dorongan moral sehingga mendorong keinginan dirinya untuk sembuh sangat kuat. Orang yang menjenguk mendoakan supaya si sakit cepat diberi kesembuhan. Jelas, perilaku yang demikian mulia ini akan menjadi jalinan ukhuwah yang sangat kuat di natara keduanya.
3. Ta'ziah ke tempat orang yang meninggal dunia. Pada kegiatan ini, kita akan betemu sanak keluarga orang yang meninggal. Juga bertemu dengan para ta'ziah lainnya.
4. Menjaga kehormatan tetangga. Bagi orang yang beriman tetangga adalah "saudara paling dekat". Dalam posisi suka atau duka tetangga meliki nilai lebih utama. Sehingga akan dosa seseorang jika dirinya kenyang sementara tetangganya sampai kelaparan.
5. Menjalin tali silaturrahmi.
Materi di atas yang dapat aku serap pada pengajian Halal Bi halal tadi malam. Si Ustadz menyampaikan materinya super serius. tidak ada tawa, sedikit senyum dan tidak ada sholawatan sebagaimana ustadz -ustadz lainnya. Yach, mesti demikian, lumayan sebagai tarbiyah bagi masyarakat.
Pak Widi komentarnya, nek gak ono lucune. Ngajine bikin ngantuk berat. Rasane suwi banget.
Bila, potensi amal harta milik orang beriman ini di dayagunakan secara maksimal dengan manajemen pengelolaan keuangan yang tertib dan amanah, betapa memberi peluang orang muslim yang miskin, anak yatim dan mereka yang sulit mengakses modal, dapat tertolong dengan hartanya orang beriman.
Ciri lainnya, orang beriman senantiasa menjalin dan menyambung silaturrahmi. Oleh karenanya, syawal sebagai bulan peningkatan iman dan amal, sebenarnya tidak bisa dilepaskan dari anjuran untuk bersilaturrahmi. Silaturrahmi inilah sebagai buah dari perayaan halal bi halal. Perilaku silaturrahmi itu seorang yang beriman tidak akan melewatkan :
1. Sholat berjamaah. Karena dengan sholat berjamaan di mushola atau masjid, selain mendapatkan pahala 27 % dengan tanpa disadari jalinan silaturrahmi sesama orang beriman terjalin terus-menerus. Sehingga semakin menguatkan tali ukhuwah islamiyah.
2. Menjenguk orang sakit. Ini pun juga memiliki unsur menjalin silaturrahmi. Orang yang sakit akan mendapatkan dorongan moral sehingga mendorong keinginan dirinya untuk sembuh sangat kuat. Orang yang menjenguk mendoakan supaya si sakit cepat diberi kesembuhan. Jelas, perilaku yang demikian mulia ini akan menjadi jalinan ukhuwah yang sangat kuat di natara keduanya.
3. Ta'ziah ke tempat orang yang meninggal dunia. Pada kegiatan ini, kita akan betemu sanak keluarga orang yang meninggal. Juga bertemu dengan para ta'ziah lainnya.
4. Menjaga kehormatan tetangga. Bagi orang yang beriman tetangga adalah "saudara paling dekat". Dalam posisi suka atau duka tetangga meliki nilai lebih utama. Sehingga akan dosa seseorang jika dirinya kenyang sementara tetangganya sampai kelaparan.
5. Menjalin tali silaturrahmi.
Materi di atas yang dapat aku serap pada pengajian Halal Bi halal tadi malam. Si Ustadz menyampaikan materinya super serius. tidak ada tawa, sedikit senyum dan tidak ada sholawatan sebagaimana ustadz -ustadz lainnya. Yach, mesti demikian, lumayan sebagai tarbiyah bagi masyarakat.
Pak Widi komentarnya, nek gak ono lucune. Ngajine bikin ngantuk berat. Rasane suwi banget.
Rabu, 09 September 2009
Pelebaran saluran ginjal
Bagi penderita gangguan ginjal, seperti batu ginjal, ginjal bengkak atau pelebaran saluran ginjal, Anda bisa mencoba mengobatinya dengan obat tradisional yang berasal dari tanaman dan tumbuh-tumbuhan di sekitar kita. Bahan untuk pengobatannya antara lain :
1. Daun kumis kucing 17 lembar
2. Daun Sambiloto 7 lembar
3.Rumput Meniran ( tumbuh di sekitar tanaman dan tumbuh liar ).
4. Daun Pegagan
5. Akar alang-alang 7 jengkal
6. Rimpang Temulawak 3 jari tangan
7.Rimpang Kunyit 3 jari tangan
Cara membuatnya :
Cuci, kupas, serta iris tipis-tipis rimpang temulawak dan kunyit (kunir). Rebus semua bahan dalam 4 gelas air. Setelah mendidih dan tersisa tiga gelas, saring dan dinginkan. Minum 3 kali sehari sesudah makan, masing-masing 1/2 gelas. Lakukan selama 3 minggu.
1. Daun kumis kucing 17 lembar
2. Daun Sambiloto 7 lembar
3.Rumput Meniran ( tumbuh di sekitar tanaman dan tumbuh liar ).
4. Daun Pegagan
5. Akar alang-alang 7 jengkal
6. Rimpang Temulawak 3 jari tangan
7.Rimpang Kunyit 3 jari tangan
Cara membuatnya :
Cuci, kupas, serta iris tipis-tipis rimpang temulawak dan kunyit (kunir). Rebus semua bahan dalam 4 gelas air. Setelah mendidih dan tersisa tiga gelas, saring dan dinginkan. Minum 3 kali sehari sesudah makan, masing-masing 1/2 gelas. Lakukan selama 3 minggu.
Senin, 07 September 2009
Gedong Batu
Gedong Batu
Klenteng Gedong Batu, menurut sejarah adalah lokasi pendaratan Cheng Hoo yang sedang melaksanakan muhibah di tanah Jawa. Gedong Batu, lokasinya memang tepat di bawah bukit Simongan. Bentuk bangunan asli dari tempat ini sudah di pugar dan nyaris tidak tampak bangunan aslinya. Pada bangunan lama terdapat goa yang cukup lebar, di dalam goa tersebut terdapat beberapa makam yang identik dengan pemakaman orang muslim. Makam-makam tersebut adalah tempat pemakaman jasad prajurit Laksamana Cheng Hoo.
Bangunan induk sekarang ini, berupa altar yang sangat besar dan indah, nampaknya sebagai pusat dari pemujaan kepada dewa-dewa sebagaimana yang diyakini para penganut agama Konghuchu.
Kemudian di bangunan sebelah Utara, dulu terdapat makam yang identik dengan bentuk pemakaman seorang muslim. Makam tersebut diyakini sebagai makamnya juri mudi Kapal Cheng Hoo yang beragama Islam. Namun, pemakaman itu sekarang keberadaan di tutupi altar sembahyangan. Sehingga tidak tampak dari depan. Sedangkan surau kecil berada disamping makam, nampaknya sudah dihilangkan.
Kemudian di sebelah Selatan dari bangunan bersejarah ini, menurut keterangan juri kunci juga terdapat beberapa makam, tetapi makam-makam tersebut sudah di bongkar. Masih di sekitar bangunan sebelah selatan Gedung Batu, terdapat jangkar yang sangat besar. Biasa disebut dengan nama Kyai Jangkar. Ini pun sebagai tempat pemujaan bagi pemeluk agama Konghucu.
Perayaan Muhibah ChengHoo
Ketika, bukit Simongan dikuasai oleh seorang Yahudi, orang-orang Thionghoa yang akan melakukan sembahyangan di Klenteng peninggalan Cheng Hoo, mereka ditarik upeti. Rasa tidak nyaman ini, justru menimbulkan ide untuk membuat replika Klenteng Cheng Hoo. Klenteng tiruan itu dikenal dengan nama Klenteng Tay Kak Sie yang lokasinya di Gang Pinggir komplek Pecinan Semarang.
Setiap tahunnya, terutama menjelang Hari Raya Tahun Baru Imlek, Klenteng Tay Kak Sie menggelar peringgatan kedatangan Cheng Hoo di Tanah Jawa. Acara perayaan dimulai dari depan Klenteng Tay Kak Sie menuju Gedung Batu.
Suasana perayaan tesebut memang tampak meriah. Berbagai rupa tabuhan khas pecinan meramaikan suasana diiringi kesenian barongsai. Pada barisan depan adalah peserta acara yang memainkan sebagai pasukan kekaisaran, di mana kostum yang mereka pakai dominan warna merah dan kuning dan bertopi seperti pasukan jaman kekaisaran cina. Kemudian diikuti para pemandu patung yang konon, berat patung itu sama dengan berat bongkahan batu yang sangat besar sehingga harus dipikul oleh banyak orang yang memang nampak seperti membawa beban berat. Kemudian berbagai macam rupa bendera-bendera khas pecinan yang didominasi gambar naga. Yang menjadi agak aneh adalah terdapat kuda tetapi tidak ditunggangi. Kuda itu dituntun bergantian oleh orang-orang yang berwajah sangar. Wajah mereka digambar seperti wajah-wajah setan. Dulu, konon, setelah sampai di depan klenteng Gedung Batu, kuda dilepas dan dikejar ramai-ramai sambil dipukuli hingga kuda itu mati kelelahan dan kesakitan akibat pukulan-pukulan. Namun, sekarang tradisi tersebut sudah dihilangkan, kuda turut dalam rombongan peserta perayaan, sampai dilokasi Kuda di istirahatkan dan tentu saja juga diberi makan dan minum.
Klenteng Gedong Batu, menurut sejarah adalah lokasi pendaratan Cheng Hoo yang sedang melaksanakan muhibah di tanah Jawa. Gedong Batu, lokasinya memang tepat di bawah bukit Simongan. Bentuk bangunan asli dari tempat ini sudah di pugar dan nyaris tidak tampak bangunan aslinya. Pada bangunan lama terdapat goa yang cukup lebar, di dalam goa tersebut terdapat beberapa makam yang identik dengan pemakaman orang muslim. Makam-makam tersebut adalah tempat pemakaman jasad prajurit Laksamana Cheng Hoo.
Bangunan induk sekarang ini, berupa altar yang sangat besar dan indah, nampaknya sebagai pusat dari pemujaan kepada dewa-dewa sebagaimana yang diyakini para penganut agama Konghuchu.
Kemudian di bangunan sebelah Utara, dulu terdapat makam yang identik dengan bentuk pemakaman seorang muslim. Makam tersebut diyakini sebagai makamnya juri mudi Kapal Cheng Hoo yang beragama Islam. Namun, pemakaman itu sekarang keberadaan di tutupi altar sembahyangan. Sehingga tidak tampak dari depan. Sedangkan surau kecil berada disamping makam, nampaknya sudah dihilangkan.
Kemudian di sebelah Selatan dari bangunan bersejarah ini, menurut keterangan juri kunci juga terdapat beberapa makam, tetapi makam-makam tersebut sudah di bongkar. Masih di sekitar bangunan sebelah selatan Gedung Batu, terdapat jangkar yang sangat besar. Biasa disebut dengan nama Kyai Jangkar. Ini pun sebagai tempat pemujaan bagi pemeluk agama Konghucu.
Perayaan Muhibah ChengHoo
Ketika, bukit Simongan dikuasai oleh seorang Yahudi, orang-orang Thionghoa yang akan melakukan sembahyangan di Klenteng peninggalan Cheng Hoo, mereka ditarik upeti. Rasa tidak nyaman ini, justru menimbulkan ide untuk membuat replika Klenteng Cheng Hoo. Klenteng tiruan itu dikenal dengan nama Klenteng Tay Kak Sie yang lokasinya di Gang Pinggir komplek Pecinan Semarang.
Setiap tahunnya, terutama menjelang Hari Raya Tahun Baru Imlek, Klenteng Tay Kak Sie menggelar peringgatan kedatangan Cheng Hoo di Tanah Jawa. Acara perayaan dimulai dari depan Klenteng Tay Kak Sie menuju Gedung Batu.
Suasana perayaan tesebut memang tampak meriah. Berbagai rupa tabuhan khas pecinan meramaikan suasana diiringi kesenian barongsai. Pada barisan depan adalah peserta acara yang memainkan sebagai pasukan kekaisaran, di mana kostum yang mereka pakai dominan warna merah dan kuning dan bertopi seperti pasukan jaman kekaisaran cina. Kemudian diikuti para pemandu patung yang konon, berat patung itu sama dengan berat bongkahan batu yang sangat besar sehingga harus dipikul oleh banyak orang yang memang nampak seperti membawa beban berat. Kemudian berbagai macam rupa bendera-bendera khas pecinan yang didominasi gambar naga. Yang menjadi agak aneh adalah terdapat kuda tetapi tidak ditunggangi. Kuda itu dituntun bergantian oleh orang-orang yang berwajah sangar. Wajah mereka digambar seperti wajah-wajah setan. Dulu, konon, setelah sampai di depan klenteng Gedung Batu, kuda dilepas dan dikejar ramai-ramai sambil dipukuli hingga kuda itu mati kelelahan dan kesakitan akibat pukulan-pukulan. Namun, sekarang tradisi tersebut sudah dihilangkan, kuda turut dalam rombongan peserta perayaan, sampai dilokasi Kuda di istirahatkan dan tentu saja juga diberi makan dan minum.
Kamis, 03 September 2009
lailatul Qadr
Allah SWT telah menjadikan bulan suci Ramadhan sebagai bulan yang sangat istimewa. Di dalam bulan tersebut, umat Islam diwajibkan berpuasa satu bulan penuh. Kewajiban puasa di dalam Alqur'an dijelaskan ternyata juga telah diwajibkan oleh umat-umat sebelumnya.
Di bulan Ramadhan Allah SWT memberikan ampunan (magfiroh) kepada umat Muhammad, tentunya yang menjalankan kewajiban puasa serta tidak meninggalkan peribadatan lainnya, seperti menjalankan shalat lima waktu dan menambah amalan-amalan sunah sebagaimana yang dituntunkan Rasulullah. Pada bulan puasa itu pula, Allah SWT menurunkan Rahmat dan Hidayannya kepada umat Muhammad.
Keistimewaan dari bulan suci Ramadhan juga karena di dalam bulan itu Al-Qur'an diturunkan sebagai kitab sucinya umat Islam. Al-qur'an itu sebagai petunjuk bagi umat Islam juga sebagai al-furqon pembeda antara yang benar dengan yang keliru.
Keistimewaan lainnya, karena di dalam bulan Ramadhan itu terdapat satu malam yang kemuliaannya, memiliki nilai yang sebanding dengan malam seribu bulan, yakni, lailatul qadr.
Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Alqadr ayat 1 : Sesungguhnya Aku turunkan lailatul qadr. Di jelaskan dalam banyak hadits, bahwa malam yang penuh kemuliaan itu terdapat pada bilangan-bilangan ganjil di bulan Ramadhan.
Penggambaran kemuliaan satu malam itu, bahwa seluruh malaikat turun ke bumi menebarkan kesejahteraan bagi umat manusia terutama bagi mereka yang beriman dan bersabar di dalam beribadah kepada Allah SWT. Ketika para malaikat turun, bumi menjadi hening, tidak ada angin, udara tidak panas dan tidak pula dingin dan langit terlihat teduh.
Meski banyak ahli tafsir telah memberikan penjelasan masalah lailatul qadr. Sebagian manusia belum yakin, bahwa lailatul qadr itu benar-benar terjadi. Fenomena alam sebagaimana yang telah digambarkan dengan jelas di dalam hadits-hadits juga belum dapat ditangkap oleh sebagian umat Islam.
Di sinilah akar persoalannya, firman Allah SWT tentang lailatul qadr yang demikian jelas. Oleh sebagian umat muslim mencoba untuk di teliti secara empiris dengan pendekatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Yakni, kaitannya dengan tanda-tanda alam sebagaimana yang dijelaskan dalam riwayat hadits yang disabdakan oleh Rasulullah Muhammad SAW kepada para sahabatnya.
Misalnya, suasana langit saat itu, demikian teduh sehingga bagi mereka yang memandang dan dapat merasakan kebesaran ciptaan Allah SWT akan memiliki rasa tentram dan damai. Fenomena langit yang sedemikian itu, sangat mungkin untuk diteliti oleh para ahli astronomi. Apakah para ilmuwan astronomi dapat menemukan tanda-tanda lailatul qadr ? wallahu'alam bissawab.
Dibalik Rahasia Lailatul Qadr
Mengapa Allah SWT memberikan lailatul qadr dalam setiap tahunnya? Tentu terdapat rahasia dibalik lailatul qadr.
Secara hakekat, Allah SWT yang menciptakan berbagai rupa fenomena alam sebagai bukti bahwa Allah adalah Sang Khalik. Firman Allah SWT yang disampaikan kepada para nabi-nabi dan rasul merupakan tuntunan yang harus diyakini kebenarannya. Dan ketika firman Allah SWT berupa janji, secara keimanan, pasti Allah SWT menepati janjinya.
Misalnya, di dalam ayat yang berbunyi "Lailatul Qadr khairun min alfisahrin. Tanazzalul malaaikati warruuhufihaa bi idni rabbihim min amrissalam hiya hatta matlaiil fajr".
Kata Khairun min alfisahrin, artinya, malam al qadr adalah lebih khair (baik) dari seribu bulan.
Ayat ini merupakan janji Allah. Allah menjamin bahwa lailatul Alqadr, di dalamnya penuh pahala yang nilainya berlipat ganda.
Kemudian ayat tanazzalul malaaikatu dan seterusnya, artinya, pada lailatul qadr, Allah telah memerintahkan seluruh malaikatnya untuk turun ke bumi dengan satu tujuan memberikan kesejahteraan bagi seluruh penduduk bumi dengan waktu yang terbatas, yakni hingga terbitnya fajr.
Ayat ini memberikan kabar kepada kita, bahwa Allah sedang mengobral pahala. Jika dalam bahasa sederhana dapat kita misalkan, pemilik super market di setiap bulan ramadhan pasti memberikan diskon besar-besaran hingga 100%. Tidak itu saja setiap pembelian minimal tertentu, pembeli masih mendapatkan bonus dari super market belanja gratis hingga satu juta rupiah. Namun diskon besar-besaran itu, hanya akan disampaikan di antara bilangan-bilangan ganjil di akhir bulan Ramadhan.
Mendengar informasi adanya program diskon gede-gedean, bagi siapapun pasti ingin mendapatkan kesempatan itu. Tapi tidak jelas kapan program tersebut akan digelontorkan, hanya di antara bilangan ganjil di akhir bulan ramadhan. Bagi pembeli/konsumen yang jeli, dia akan membuat strategi hadir dan belanja di super market tersebut pada bilangan-bilangan ganjil. Sudah demikian waktunya pun tidak dipastikan. Praktis hanya pembeli yang bersabar, dan telah membelanjakan harta bendanya, maka pembeli ini akan berkesempatan memperoleh diskon besar dan bonus yang sangat besar pula. Bila dihitung, maka dia akan mendapatkan laba dan barang pembelian yang melimpah.
Demikian halnya dengan program lailatul qadr dari Allah SWT. Pasti, mereka yang mau menghadangdan mengharap mendapatkan lailatul qadr serta melakukan perintah-perintahNya. Kiranya tidak mustahil, jika umat muslim yang demikian ini akan mendapatkan janji Allah berupa keberkahan dan kesejahteraan.
Umat Nabi Muhammad adalah umat yang terakhir yang hidup di akhir zaman. Dari segi fisik, relatif lebih kecil dibanding umatnya nabi-nabi sebelum Muhammad. Usia umat Rasulullah hanya mencapai puluhan tahun sedangkan umat nabi Musa, Isa, Daud dan Nuh, Ibrahim dan Ismail berusia ratusan tahun. Praktis umat terdahulu memiliki rentang waktu untuk berubadah kepada Allah SWT lebih panjang dibanding umatnya Rasulullah Muhammad SAW. Mengenai soal beribadah ini Rasulullah pernah mengeluhkan kepada Allah SWT ketika Isro Mi'roj, karena Rasulullah khawatir umatnya tidak mampu menandingi lamanya beribadah kepada Allah SWT.
Karena faktor usia umatnya Nabi Muhammad yang relatif pendek itu, Allah SWT memberikan kemurahan pahala, memberikan kesempatan kepada umatnya Rasulullah meraih kemurahan pahala itu dalam satu malam di bulan Ramadhan. Allah SWT memberikan diskon besar-besaran kepada umat Islam. Sehingga mereka yang mampu memperoleh kemuliaan lailatul qadr itu, berarti sama halnya dapat melaksakana ibadah dan amal kebajikan kepada Allah hingga ratusan tahun sebagaimana umat-umat terdahulu.
Bila kita mencoba menghitung secara matematis, seribu bulan berarti sekitar delapan puluh tiga tahun. Andai saja kita memperoleh kemuliaan lailatul qadr satu kali saja. Maka sama halnya kita beribadah selama delapan puluh tiga tahun ditambah dengan umur kita yang sebenarnya. Subhanallah! Padahal belum tentu usia kita ini bisa mencapai umur sebanyak itu. Karena rata-rata usia manusia sekarang ini berkisar sekitar 60 - 70 tahun.
Bila kita memperoleh kemuliaan lailatul qadri, selama sepuluh kali Ramadhan berarti kita sama halnya beribadah kepada Allah SWT selama delapan ratus tiga puluh tahun. Nah, di sinilah salah satu kemuliaan yang diberikan umat Islam di bulan suci Ramadhan.
Sebagaimana lazimnya sebuah kesempatan yang sangat prestisius, pasti tidak semua orang mampu meraihnya. Mereka yang benar-benar teruji, tekun, paham yang bakal apa yang dia raih, sabar dan amanah adalah orang yang berkesempatan memperoleh berkah lailatul qadr.
Di bulan Ramadhan Allah SWT memberikan ampunan (magfiroh) kepada umat Muhammad, tentunya yang menjalankan kewajiban puasa serta tidak meninggalkan peribadatan lainnya, seperti menjalankan shalat lima waktu dan menambah amalan-amalan sunah sebagaimana yang dituntunkan Rasulullah. Pada bulan puasa itu pula, Allah SWT menurunkan Rahmat dan Hidayannya kepada umat Muhammad.
Keistimewaan dari bulan suci Ramadhan juga karena di dalam bulan itu Al-Qur'an diturunkan sebagai kitab sucinya umat Islam. Al-qur'an itu sebagai petunjuk bagi umat Islam juga sebagai al-furqon pembeda antara yang benar dengan yang keliru.
Keistimewaan lainnya, karena di dalam bulan Ramadhan itu terdapat satu malam yang kemuliaannya, memiliki nilai yang sebanding dengan malam seribu bulan, yakni, lailatul qadr.
Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Alqadr ayat 1 : Sesungguhnya Aku turunkan lailatul qadr. Di jelaskan dalam banyak hadits, bahwa malam yang penuh kemuliaan itu terdapat pada bilangan-bilangan ganjil di bulan Ramadhan.
Penggambaran kemuliaan satu malam itu, bahwa seluruh malaikat turun ke bumi menebarkan kesejahteraan bagi umat manusia terutama bagi mereka yang beriman dan bersabar di dalam beribadah kepada Allah SWT. Ketika para malaikat turun, bumi menjadi hening, tidak ada angin, udara tidak panas dan tidak pula dingin dan langit terlihat teduh.
Meski banyak ahli tafsir telah memberikan penjelasan masalah lailatul qadr. Sebagian manusia belum yakin, bahwa lailatul qadr itu benar-benar terjadi. Fenomena alam sebagaimana yang telah digambarkan dengan jelas di dalam hadits-hadits juga belum dapat ditangkap oleh sebagian umat Islam.
Di sinilah akar persoalannya, firman Allah SWT tentang lailatul qadr yang demikian jelas. Oleh sebagian umat muslim mencoba untuk di teliti secara empiris dengan pendekatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Yakni, kaitannya dengan tanda-tanda alam sebagaimana yang dijelaskan dalam riwayat hadits yang disabdakan oleh Rasulullah Muhammad SAW kepada para sahabatnya.
Misalnya, suasana langit saat itu, demikian teduh sehingga bagi mereka yang memandang dan dapat merasakan kebesaran ciptaan Allah SWT akan memiliki rasa tentram dan damai. Fenomena langit yang sedemikian itu, sangat mungkin untuk diteliti oleh para ahli astronomi. Apakah para ilmuwan astronomi dapat menemukan tanda-tanda lailatul qadr ? wallahu'alam bissawab.
Dibalik Rahasia Lailatul Qadr
Mengapa Allah SWT memberikan lailatul qadr dalam setiap tahunnya? Tentu terdapat rahasia dibalik lailatul qadr.
Secara hakekat, Allah SWT yang menciptakan berbagai rupa fenomena alam sebagai bukti bahwa Allah adalah Sang Khalik. Firman Allah SWT yang disampaikan kepada para nabi-nabi dan rasul merupakan tuntunan yang harus diyakini kebenarannya. Dan ketika firman Allah SWT berupa janji, secara keimanan, pasti Allah SWT menepati janjinya.
Misalnya, di dalam ayat yang berbunyi "Lailatul Qadr khairun min alfisahrin. Tanazzalul malaaikati warruuhufihaa bi idni rabbihim min amrissalam hiya hatta matlaiil fajr".
Kata Khairun min alfisahrin, artinya, malam al qadr adalah lebih khair (baik) dari seribu bulan.
Ayat ini merupakan janji Allah. Allah menjamin bahwa lailatul Alqadr, di dalamnya penuh pahala yang nilainya berlipat ganda.
Kemudian ayat tanazzalul malaaikatu dan seterusnya, artinya, pada lailatul qadr, Allah telah memerintahkan seluruh malaikatnya untuk turun ke bumi dengan satu tujuan memberikan kesejahteraan bagi seluruh penduduk bumi dengan waktu yang terbatas, yakni hingga terbitnya fajr.
Ayat ini memberikan kabar kepada kita, bahwa Allah sedang mengobral pahala. Jika dalam bahasa sederhana dapat kita misalkan, pemilik super market di setiap bulan ramadhan pasti memberikan diskon besar-besaran hingga 100%. Tidak itu saja setiap pembelian minimal tertentu, pembeli masih mendapatkan bonus dari super market belanja gratis hingga satu juta rupiah. Namun diskon besar-besaran itu, hanya akan disampaikan di antara bilangan-bilangan ganjil di akhir bulan Ramadhan.
Mendengar informasi adanya program diskon gede-gedean, bagi siapapun pasti ingin mendapatkan kesempatan itu. Tapi tidak jelas kapan program tersebut akan digelontorkan, hanya di antara bilangan ganjil di akhir bulan ramadhan. Bagi pembeli/konsumen yang jeli, dia akan membuat strategi hadir dan belanja di super market tersebut pada bilangan-bilangan ganjil. Sudah demikian waktunya pun tidak dipastikan. Praktis hanya pembeli yang bersabar, dan telah membelanjakan harta bendanya, maka pembeli ini akan berkesempatan memperoleh diskon besar dan bonus yang sangat besar pula. Bila dihitung, maka dia akan mendapatkan laba dan barang pembelian yang melimpah.
Demikian halnya dengan program lailatul qadr dari Allah SWT. Pasti, mereka yang mau menghadangdan mengharap mendapatkan lailatul qadr serta melakukan perintah-perintahNya. Kiranya tidak mustahil, jika umat muslim yang demikian ini akan mendapatkan janji Allah berupa keberkahan dan kesejahteraan.
Umat Nabi Muhammad adalah umat yang terakhir yang hidup di akhir zaman. Dari segi fisik, relatif lebih kecil dibanding umatnya nabi-nabi sebelum Muhammad. Usia umat Rasulullah hanya mencapai puluhan tahun sedangkan umat nabi Musa, Isa, Daud dan Nuh, Ibrahim dan Ismail berusia ratusan tahun. Praktis umat terdahulu memiliki rentang waktu untuk berubadah kepada Allah SWT lebih panjang dibanding umatnya Rasulullah Muhammad SAW. Mengenai soal beribadah ini Rasulullah pernah mengeluhkan kepada Allah SWT ketika Isro Mi'roj, karena Rasulullah khawatir umatnya tidak mampu menandingi lamanya beribadah kepada Allah SWT.
Karena faktor usia umatnya Nabi Muhammad yang relatif pendek itu, Allah SWT memberikan kemurahan pahala, memberikan kesempatan kepada umatnya Rasulullah meraih kemurahan pahala itu dalam satu malam di bulan Ramadhan. Allah SWT memberikan diskon besar-besaran kepada umat Islam. Sehingga mereka yang mampu memperoleh kemuliaan lailatul qadr itu, berarti sama halnya dapat melaksakana ibadah dan amal kebajikan kepada Allah hingga ratusan tahun sebagaimana umat-umat terdahulu.
Bila kita mencoba menghitung secara matematis, seribu bulan berarti sekitar delapan puluh tiga tahun. Andai saja kita memperoleh kemuliaan lailatul qadr satu kali saja. Maka sama halnya kita beribadah selama delapan puluh tiga tahun ditambah dengan umur kita yang sebenarnya. Subhanallah! Padahal belum tentu usia kita ini bisa mencapai umur sebanyak itu. Karena rata-rata usia manusia sekarang ini berkisar sekitar 60 - 70 tahun.
Bila kita memperoleh kemuliaan lailatul qadri, selama sepuluh kali Ramadhan berarti kita sama halnya beribadah kepada Allah SWT selama delapan ratus tiga puluh tahun. Nah, di sinilah salah satu kemuliaan yang diberikan umat Islam di bulan suci Ramadhan.
Sebagaimana lazimnya sebuah kesempatan yang sangat prestisius, pasti tidak semua orang mampu meraihnya. Mereka yang benar-benar teruji, tekun, paham yang bakal apa yang dia raih, sabar dan amanah adalah orang yang berkesempatan memperoleh berkah lailatul qadr.
Minggu, 30 Agustus 2009
Serba-Serbi Kuliner Semarang

Kuliner Khas Semarang
Lunpia
Gilo-Gilo
Berbagai macam jajanan murah meriah di jajajakan dengan menggunakan gerobak sederhana. Ciri khasnya, gerobak ini menggunakan uplik (sentir tanpa penutup kaca), sehingga asabnya yang hitam pekat sedikit kadang mengganggu pembelinya. Penjual gilo-gilo biasa mangkal di tempat-tempat keramaian. Bila ingin sekedar menghilangkan rasa haus dengan menikmati seiris buah melon, nanas, semangka atau bengkoan, sediakan uang receh dan nongkrongin penjual gilo-gilo, pasti di jamin rasa dahaganya hilang.
Sego Janganan & Sate Keong
Orang Semarang menyebut pecel dengan janganan. Kalau dimakan dengan nasi maka sebutannya sego janganan. Mungkin masakan ini sama dengan daerah lainnya. Menunya beruba sayur bayam, kangkung, godong kates (daun pepaya), kecambah, kenikir, godong turi serta kol dan sambal kacang. Sambalnya ini yang menjadikan sego janganan ini nikmat untuk disantap. Apalagi kalau ditambah sambal urap lauk gereh, krupuk karak dan yang tidak ketinggalan sate keong.
Lunpia
Semarang memiliki berbagai ragam kuliner yang khas. Lunpia, salah satunya . Makanan khas Semarang yang sudah dikenal luas. Lunpia ini, merupakan masakan asli peranakan Cina Semarang. Makanan ini menu utamanya berupa rebung. Rebung sendiri berasal dari anakan tumbuhan bambu . Rebung di cincang, setelah di cuci bersih sampai tidak berbau. Setelah ditiris, rebung di beri bumbu kemudian di tuangkan pada lembaran kulit tepung, di lipat dan di goreng. Maka jadilah makanan lunpia.
Wingko Babat
Makanan lainnya adalah Wingko Babat. Wingko yang terkenal dan yang pertama kali diproduksi bermerek cap Kereta Api. Nampaknya, sekarang , makanan manis gurih ini sudah diproduksi secara massal . Dan di pasaran wingko babat di jual dengan berbagai macam merek. Rasanya pun tidak hanya gurih manis saja, tetapi ada rasa lainnya, sesuai esen kue yang di kehendaki pembuatnya. Bahan untuk membuat wingko adalah beras ketan dan kelapa. Dua bahan dasar tersebut dicampur setelah matang, wingko dicetak sesuai ukuran kemudian di panggang.
Bandeng Presto.
Di lihat dari namanya saja sudah dapat ditebak, bahan dasarnya adalah ikan Bandeng yang dipres sampai duri-durinya hancur menyatu dengan dagingnya, sehingga bandengan dapat dimakan semua tanpa sisa.
Semarang sebagai daerah pesisir, sekitar tahun 70-an hingga tahun 80-an akhir merupakan penghasil ikan Bandeng yang cukup besar dibanding daerah pantura lainnya. Semarang daerah utara yang berhadapan langsung dengan Laut Jawa adalah tambak-tambak Bandeng yang sangat produktif.
Seiring pengalihan lahan, pantai Semarang direklamasi, tambak-tambak itu diuruk dijadikan perumahan dan produk properti lainnya. Misalnya, perumahan tanah mas, dulunya adalah tambak produktif. Demikian pula dengan komplek PRPP, Pantai Marina dan Perumahan Puri Anjasmara adalah tambak-tambak Bandeng yang sangat produktif, tetapi oleh Pemerintah Propinsi Jateng, tambak-tambak diuruk dijadikan Taman Maraekoco, PRPP dan Taman Pantai Marina. K
Karena tambak Bandeng sudah hilang dari Semarang . Para produsen Bandeng Presto beralih mengambil Bandeng asal Juwana Kabupaten Pati yang terkenal lezat dan tidak bau lumpur.
Kue Moci.
Kue ini juga makanan khas Semarang, namun sebenarnya merupakan warisan kuliner peranakan Cina Semarang. Kue ini, biasa dihidangkan pada acara menyambut Tahun Baru Imlek. Penyajiannya kue Moci di sajikan sebagai makanan kecil sebelum lontong cap go meh di sajikan di meja makan.
Lontong Cap Go Meh & Lontong Opor Ayam.
Menunya terdiri dari Lontong, sayur opor ayam yang gurih bersantan dan sambel goreng ati atau udang (tergantung selera) serta siwiran ayam dan diberi bubuk ketan. Biasa di sajikan pada saat Hari Raya Imlek. Sedangkan lontong opor ayam disajikan pada perayaan hari raya Idul Fitri. Masyarakat Semarang, setelah menunaikan sholat Id biasa mengadakan acara makan bersama. Kegiatan ini dikenal dengan sebutan Riyayanan. Berlangsung di serambi masjid atau di tengah-tengah jalan kampung. Pada acara Riyayan, masyarakat menyantap hidangan lontong opor ayam dan sambel goreng telur bebek.
Gule dan Tongseng Bustaman.
Masakan ini berbahan dasar daging kambing muda. Sedangkan Bustaman adalah nama salah satu kampung yang sudah ada sejak jaman Semarang kuno (tempo dulu). Kampung ini, masyarakatnya memiliki mata pencaharian sebagai tukang jagal dan tukang kelet Kambing dan Sapi. Keletan kulitnya terkenal bersih dan rapi (kulit masih utuh/tidak robek). Sehingga kulit yang dihasilkan memiliki kualitas baik, parktis nilai rupiahnya menjadi tinggi. Sebagian lagi, pedagang daging. Namun yang paling kesohor, mereka adalah pedagang sate, gule dan tengkleng keliling.
Tahu Gimbal
Kuliner ini sangat khas Semarang sekali. Pasalnya, masakan ala pesisir sangat kentara. Misalnya. dilihat dari bahan dasarnya, yang dominan adalah udangnya di buat gimbal. Masakan terdiri dari lontong, sambel kacang petes uleg, tahu goreng di rajang dadu, udang tepung goreng dan sayurnya rajangan kubis/kol dan seledri. Ada pula yang ditambah telur ceplok. Rasanya , mantap.
Bila Anda menuju pusat Kota Semarang, tepatnya di depan Masjid Baiturrahman atau sepanjang Jalan Pahlawan, Lontong Tahu Gimbal ini mudah untuk di temukan. Mengenai harganya, tak usah khawatir, Anda bawa uang Rp 20.000,- di jamin dapat satu porsi tahu gimbal plus dapat minum sesuai selera.
Tahu Pong
Khasanah kuliner Kota ATLAS lainnya adalah Lontong Tahu Pong. Hampir mirip dengan tahu gimbal. Yang membedakan adalah tahunya, yakni, tahu pong, yakni, tahu yang di dalamnya tidak ada isinya. Sedangkan sambalnya, juga sama dari sambal kacang petis, namun berkuah dan banyak kecap. Pingin merasakan kuliner Tahu Pong, pusatnya jajanan ini di Jalan Depok.
Wedang Tahu.
Minuman ringan ini, sebenarnya berupa wedang jahe yang ditambahi dengan Sari Tahu. Disajikan hangat-hangat. Sayangnya minuman ini sudah jarang ditemukan. Tidak semua tempat di Semarang terdapat penjual wedang tahu. Bila ingin menikmati Wedang Tahu, coba Anda telusuri sepanjang Jalan Mataram. Wedang Tahu ini biasa di jajakan dengan cara keliling dengan menggunakan angkring.
Wingko Babat
Makanan lainnya adalah Wingko Babat. Wingko yang terkenal dan yang pertama kali diproduksi bermerek cap Kereta Api. Nampaknya, sekarang , makanan manis gurih ini sudah diproduksi secara massal . Dan di pasaran wingko babat di jual dengan berbagai macam merek. Rasanya pun tidak hanya gurih manis saja, tetapi ada rasa lainnya, sesuai esen kue yang di kehendaki pembuatnya. Bahan untuk membuat wingko adalah beras ketan dan kelapa. Dua bahan dasar tersebut dicampur setelah matang, wingko dicetak sesuai ukuran kemudian di panggang.
Bandeng Presto.
Di lihat dari namanya saja sudah dapat ditebak, bahan dasarnya adalah ikan Bandeng yang dipres sampai duri-durinya hancur menyatu dengan dagingnya, sehingga bandengan dapat dimakan semua tanpa sisa.
Semarang sebagai daerah pesisir, sekitar tahun 70-an hingga tahun 80-an akhir merupakan penghasil ikan Bandeng yang cukup besar dibanding daerah pantura lainnya. Semarang daerah utara yang berhadapan langsung dengan Laut Jawa adalah tambak-tambak Bandeng yang sangat produktif.
Seiring pengalihan lahan, pantai Semarang direklamasi, tambak-tambak itu diuruk dijadikan perumahan dan produk properti lainnya. Misalnya, perumahan tanah mas, dulunya adalah tambak produktif. Demikian pula dengan komplek PRPP, Pantai Marina dan Perumahan Puri Anjasmara adalah tambak-tambak Bandeng yang sangat produktif, tetapi oleh Pemerintah Propinsi Jateng, tambak-tambak diuruk dijadikan Taman Maraekoco, PRPP dan Taman Pantai Marina. K
Karena tambak Bandeng sudah hilang dari Semarang . Para produsen Bandeng Presto beralih mengambil Bandeng asal Juwana Kabupaten Pati yang terkenal lezat dan tidak bau lumpur.
Kue Moci.
Kue ini juga makanan khas Semarang, namun sebenarnya merupakan warisan kuliner peranakan Cina Semarang. Kue ini, biasa dihidangkan pada acara menyambut Tahun Baru Imlek. Penyajiannya kue Moci di sajikan sebagai makanan kecil sebelum lontong cap go meh di sajikan di meja makan.
Lontong Cap Go Meh & Lontong Opor Ayam.
Menunya terdiri dari Lontong, sayur opor ayam yang gurih bersantan dan sambel goreng ati atau udang (tergantung selera) serta siwiran ayam dan diberi bubuk ketan. Biasa di sajikan pada saat Hari Raya Imlek. Sedangkan lontong opor ayam disajikan pada perayaan hari raya Idul Fitri. Masyarakat Semarang, setelah menunaikan sholat Id biasa mengadakan acara makan bersama. Kegiatan ini dikenal dengan sebutan Riyayanan. Berlangsung di serambi masjid atau di tengah-tengah jalan kampung. Pada acara Riyayan, masyarakat menyantap hidangan lontong opor ayam dan sambel goreng telur bebek.
Gule dan Tongseng Bustaman.
Masakan ini berbahan dasar daging kambing muda. Sedangkan Bustaman adalah nama salah satu kampung yang sudah ada sejak jaman Semarang kuno (tempo dulu). Kampung ini, masyarakatnya memiliki mata pencaharian sebagai tukang jagal dan tukang kelet Kambing dan Sapi. Keletan kulitnya terkenal bersih dan rapi (kulit masih utuh/tidak robek). Sehingga kulit yang dihasilkan memiliki kualitas baik, parktis nilai rupiahnya menjadi tinggi. Sebagian lagi, pedagang daging. Namun yang paling kesohor, mereka adalah pedagang sate, gule dan tengkleng keliling.
Tahu Gimbal
Kuliner ini sangat khas Semarang sekali. Pasalnya, masakan ala pesisir sangat kentara. Misalnya. dilihat dari bahan dasarnya, yang dominan adalah udangnya di buat gimbal. Masakan terdiri dari lontong, sambel kacang petes uleg, tahu goreng di rajang dadu, udang tepung goreng dan sayurnya rajangan kubis/kol dan seledri. Ada pula yang ditambah telur ceplok. Rasanya , mantap.
Bila Anda menuju pusat Kota Semarang, tepatnya di depan Masjid Baiturrahman atau sepanjang Jalan Pahlawan, Lontong Tahu Gimbal ini mudah untuk di temukan. Mengenai harganya, tak usah khawatir, Anda bawa uang Rp 20.000,- di jamin dapat satu porsi tahu gimbal plus dapat minum sesuai selera.
Tahu Pong
Khasanah kuliner Kota ATLAS lainnya adalah Lontong Tahu Pong. Hampir mirip dengan tahu gimbal. Yang membedakan adalah tahunya, yakni, tahu pong, yakni, tahu yang di dalamnya tidak ada isinya. Sedangkan sambalnya, juga sama dari sambal kacang petis, namun berkuah dan banyak kecap. Pingin merasakan kuliner Tahu Pong, pusatnya jajanan ini di Jalan Depok.
Wedang Tahu.
Minuman ringan ini, sebenarnya berupa wedang jahe yang ditambahi dengan Sari Tahu. Disajikan hangat-hangat. Sayangnya minuman ini sudah jarang ditemukan. Tidak semua tempat di Semarang terdapat penjual wedang tahu. Bila ingin menikmati Wedang Tahu, coba Anda telusuri sepanjang Jalan Mataram. Wedang Tahu ini biasa di jajakan dengan cara keliling dengan menggunakan angkring.
Gilo-Gilo
Berbagai macam jajanan murah meriah di jajajakan dengan menggunakan gerobak sederhana. Ciri khasnya, gerobak ini menggunakan uplik (sentir tanpa penutup kaca), sehingga asabnya yang hitam pekat sedikit kadang mengganggu pembelinya. Penjual gilo-gilo biasa mangkal di tempat-tempat keramaian. Bila ingin sekedar menghilangkan rasa haus dengan menikmati seiris buah melon, nanas, semangka atau bengkoan, sediakan uang receh dan nongkrongin penjual gilo-gilo, pasti di jamin rasa dahaganya hilang.
Sego Janganan & Sate Keong
Orang Semarang menyebut pecel dengan janganan. Kalau dimakan dengan nasi maka sebutannya sego janganan. Mungkin masakan ini sama dengan daerah lainnya. Menunya beruba sayur bayam, kangkung, godong kates (daun pepaya), kecambah, kenikir, godong turi serta kol dan sambal kacang. Sambalnya ini yang menjadikan sego janganan ini nikmat untuk disantap. Apalagi kalau ditambah sambal urap lauk gereh, krupuk karak dan yang tidak ketinggalan sate keong.
Selasa, 25 Agustus 2009
Membincangkan Teroris
Pakistan sedang memerangi para teroris. Kaum radikal Islam di Negara Pakistan berkolaborasi dengan pejuang Thaliban Afghanistan, sepertinya tidak kenal menyerah, meski mendapat tekanan Pemerintah Pakistan. Mereka terus mengobarkan jihad dengan tujuan nilai-nilai Islam dapat ditegakkan sebagaimana yang mereka yakini kebenarannya.
Fenomena jihad untuk menegakkan syariah Islam, nampaknya tumbuh pula di Indonesia. Kelompok-kelompok yang menghendaki syariah Islam tegak di bumi Indonesia tumbuh sejak awal-awal Indonesia merdeka. Mereka ini memiliki faham Islam yang sangat fundamental. Mereka yang radikal ini di duga terlibat dalam jaringan teroris. Cap stempel, kelompok Islam Radikal adalah teroris, seperti tak terelakkan.
Seiring runtuhnya Uni Sovyet sebagai kekuatan penyeimbang atas dominasi Amerika Serikat dan sekutunya. Praktis Amerika menjadi superpower yang demikian mendominasi hegemoni politik, sosial dan ekonomi dunia. Ideologi Amerika Sekirat yang liberal, neo imperialis dan sekuler mencoba di cengkeramkan di dalam negara-negara Islam.
Perang Ideologi
Akibat yang terelakkan, sebagian tokoh-tokoh Islam di negra-negara Islam itu tidak menerima idelologi AS. Maka, perang ideologi seperti tidak dapat terelakkan dan abad ini perang ideoogi (Islam dan Liberal) seperti mendapatkan memontumnya. Faham Negara-Negara Barat, Amerika Serikat dan sekutunya yang liberal, kapitalis dan neo imperialis, memiliki tantangan tersendiri dengan ideologi yang berasal dari nilai- nilai agama terutama Islam yang sedemikian kuat dianut oleh kaum fundamentalis Islam.
Pada nyatanya, memang masih terdapat keinginan kuat yang berurat berakar bahwa ideologi harus tumbuh subur diperjuangkan oleh mereka yang radikal di negara-negara yang berpenduduk Islam. Mereka memiliki keyakinan, Syari'ah Islam sebagai peraturan hukum yang paling adil. Hal ini mereka perjuangkan dengan dasar fi kalimatillah "Laa ilaahaillah" Tiada Tuhan selain Allah. Keyakinan yang sedemikian radikal tersebut menjadikan mereka sulit untuk diajak berdialog, termasuk dengan kalangan ISlam di luar kaum mereka.
Amerika Serikat beserta sekutunya adalah kafir. Kaum kafir pasti memusuhi Islam. Kaum kafir pasti tidak kenal putus asa untuk menjebak umat muslim agar terperdaya, jadi budak kafir, paling tidak adalah mempengaruhi kehidupannya agar sejalan dengan ideologi kaum kafir yang mengagung-agungkan nilai keduniawiaannya tinimbang nilai -nilai ukhrowi yang bersumber dari wahyu Allah SWT sebagai Tuhan Yang Maha Perkasa.
Perbedaan ideologi yang sangat mencolok itu, jelas sulit untuk didialogkan. Maka, sampai kapanpun radikalisme yang bersumber dari ideologi agama sulit untuk mati, justru semakin keras dalam memerangi semakin kuat keyakinan itu untuk tumbuh.
Reaksi Kelompok Radikal
Ketika kita menyaksikan sesuatu yang dianggap sebagai simbul kaum kafir (Barat) di bom. Itu adalah sebuah reaksi keras, pernyataan perang kelompok radikal terhadap siapapun yang menjadi koleganya Negara Barat. Hotel Legian (Kasus Bom Bali) dan bom Hotel JW Mariot adalah simbul -simbul ideologi Barat di Indonesia, maka lokasi itu beserta yang ada di dalamnya menjadi target untuk dihancurkan.
Persoalannya, jika di Negara RI ini masih banyak simbul-simbul Barat, maka pengeboman itu sewaktu-waktu akan terjadi lagi, yakni, selama teroris itu masih berada di wilayah Indonesia.
Peran yang dapat diambil para ulama adalah memberikan penyadaran pada kelompok-kelompok yang disinyalir memiliki pemahaman yang radikal, yakni, mengkampanyekan Islam sebagai agama yang memiliki nilai-nilai luhur mencintai kedamaian dan ketentraman dan sangat anti kekerasan.
Radikalisme di Indonesia
Namun, jika kita bercermin pada masa Indonesia menjadi negeri jajahan Belanda (Bangsa Kafir). Betapa besar peran kaum agama (Ulama) dalam menggelorakan semangat berperang melawan Belanda. Tentu saja Bangsa Belanda memberi stempel; para pejuang itu dengan sebutan ekstrimis, kalau sekarang ini disebut para teroris.
Para ulama ketika itu, memberikan fatwa bahwa para penjajah itu Belanda dan Jepang sebagai Teroris yang jahat, merampas hak hidup kaum Islam Indonesia maka, perang adalah jawabannya.
Perang Padri adalah perang yang dikobarkan oleh kaum Padri yang dipimpin ulama besar Tuanku Imam Bonjol. Betapa keras perang itu, sampai Belanda (VOC) hampir bangkrut. Perang Diponegoro di Jawa adalah perang yang sangat merepotkan penjajah Belanda. Diponegoro adalah selain sebagai bangsawan juga sebagai seorang yang memiliki pemahaman agama yang sangat kuat.
Perang Kemerdekaan, misalnya, Jendral Sudirman, juga dikenal sebagai orang yang memiliki pemahaman agama yang sangat kuat, sehingga Agresi Belanda terhadap Republik Indonesia adalah sebuah kemunkaran, maka perang adalah jawaban atas kedholiman yang diperagakan oleh Belanda.
Bung Tomo, ketika menggerakkan rakyat Surabaya untuk berperang dengan tentara sekutu pimpinan Jundral Malabi ternyata menggunakan simbul-simbul agama Islam, "teriakan Takbir Allah Akbar" sebagai alat untuk menyemangati perang tersebut. Dan hasilnya, sekutu dipukul mundur dan Malabi mati dimedan perang.
Para Ulama itu sebagai pejuang yang memiliki jiwa anti penjajahan dan perang sebagai keniscayaan akibat negara dan harga dirinya sebagai anak bangsa diinjak-injak.
Pada awal-awal Indonesia Merdeka, kelompok-kelompok faham-faham radikal juga berusaha memperjuangkan ideologinya menjadi dasar negara. Bahkan kelompok ini berusaha memaksa Republik Indonesia tunduk dengan faham yang dianutnya. Kelompok DII/TII Karto Suwiryo dan Kahar Muzakar adalah contoh radikalisme Islam memaksakan kehendak agar Indonesia menjadi Negara "Darul Islam", yakni negara yang berdiri berdasarkan nilai-nilai Islam. Kelompok ini dalam perjuangannya juga menggunakan aksi teror sebagai alat perjuangannya. Maka, pada pengertian sekarang kelompok ini dapat dikategorikan sebagai teroris.
Radikalisme kaum Komunis Indonesia yang berjuang menjadikan Indonesia sebagai negara komunis. Kekerasan dan pembunuhan terhadap kaum agama sebagai musuh utamanya adalah alat perjuangan mereka untuk menegakkan ideologi. Mereka pun dapat dianggap sebagai teroris. Menuru pemahaman saya, setiap kelompok yang menggunakan aksi teror sebagai alat perjuangan, maka mereka adalah teroris.
Meski demikian, sangat berbeda antara Ulama di dalam perjuangan Indonesia Merdeka dengan kaum teroris, karena mereka tidak jelas pada target yang diperjuangkan karena tidak memiliki tautan wilayah yang jelas.
Fenomena jihad untuk menegakkan syariah Islam, nampaknya tumbuh pula di Indonesia. Kelompok-kelompok yang menghendaki syariah Islam tegak di bumi Indonesia tumbuh sejak awal-awal Indonesia merdeka. Mereka ini memiliki faham Islam yang sangat fundamental. Mereka yang radikal ini di duga terlibat dalam jaringan teroris. Cap stempel, kelompok Islam Radikal adalah teroris, seperti tak terelakkan.
Seiring runtuhnya Uni Sovyet sebagai kekuatan penyeimbang atas dominasi Amerika Serikat dan sekutunya. Praktis Amerika menjadi superpower yang demikian mendominasi hegemoni politik, sosial dan ekonomi dunia. Ideologi Amerika Sekirat yang liberal, neo imperialis dan sekuler mencoba di cengkeramkan di dalam negara-negara Islam.
Perang Ideologi
Akibat yang terelakkan, sebagian tokoh-tokoh Islam di negra-negara Islam itu tidak menerima idelologi AS. Maka, perang ideologi seperti tidak dapat terelakkan dan abad ini perang ideoogi (Islam dan Liberal) seperti mendapatkan memontumnya. Faham Negara-Negara Barat, Amerika Serikat dan sekutunya yang liberal, kapitalis dan neo imperialis, memiliki tantangan tersendiri dengan ideologi yang berasal dari nilai- nilai agama terutama Islam yang sedemikian kuat dianut oleh kaum fundamentalis Islam.
Pada nyatanya, memang masih terdapat keinginan kuat yang berurat berakar bahwa ideologi harus tumbuh subur diperjuangkan oleh mereka yang radikal di negara-negara yang berpenduduk Islam. Mereka memiliki keyakinan, Syari'ah Islam sebagai peraturan hukum yang paling adil. Hal ini mereka perjuangkan dengan dasar fi kalimatillah "Laa ilaahaillah" Tiada Tuhan selain Allah. Keyakinan yang sedemikian radikal tersebut menjadikan mereka sulit untuk diajak berdialog, termasuk dengan kalangan ISlam di luar kaum mereka.
Amerika Serikat beserta sekutunya adalah kafir. Kaum kafir pasti memusuhi Islam. Kaum kafir pasti tidak kenal putus asa untuk menjebak umat muslim agar terperdaya, jadi budak kafir, paling tidak adalah mempengaruhi kehidupannya agar sejalan dengan ideologi kaum kafir yang mengagung-agungkan nilai keduniawiaannya tinimbang nilai -nilai ukhrowi yang bersumber dari wahyu Allah SWT sebagai Tuhan Yang Maha Perkasa.
Perbedaan ideologi yang sangat mencolok itu, jelas sulit untuk didialogkan. Maka, sampai kapanpun radikalisme yang bersumber dari ideologi agama sulit untuk mati, justru semakin keras dalam memerangi semakin kuat keyakinan itu untuk tumbuh.
Reaksi Kelompok Radikal
Ketika kita menyaksikan sesuatu yang dianggap sebagai simbul kaum kafir (Barat) di bom. Itu adalah sebuah reaksi keras, pernyataan perang kelompok radikal terhadap siapapun yang menjadi koleganya Negara Barat. Hotel Legian (Kasus Bom Bali) dan bom Hotel JW Mariot adalah simbul -simbul ideologi Barat di Indonesia, maka lokasi itu beserta yang ada di dalamnya menjadi target untuk dihancurkan.
Persoalannya, jika di Negara RI ini masih banyak simbul-simbul Barat, maka pengeboman itu sewaktu-waktu akan terjadi lagi, yakni, selama teroris itu masih berada di wilayah Indonesia.
Peran yang dapat diambil para ulama adalah memberikan penyadaran pada kelompok-kelompok yang disinyalir memiliki pemahaman yang radikal, yakni, mengkampanyekan Islam sebagai agama yang memiliki nilai-nilai luhur mencintai kedamaian dan ketentraman dan sangat anti kekerasan.
Radikalisme di Indonesia
Namun, jika kita bercermin pada masa Indonesia menjadi negeri jajahan Belanda (Bangsa Kafir). Betapa besar peran kaum agama (Ulama) dalam menggelorakan semangat berperang melawan Belanda. Tentu saja Bangsa Belanda memberi stempel; para pejuang itu dengan sebutan ekstrimis, kalau sekarang ini disebut para teroris.
Para ulama ketika itu, memberikan fatwa bahwa para penjajah itu Belanda dan Jepang sebagai Teroris yang jahat, merampas hak hidup kaum Islam Indonesia maka, perang adalah jawabannya.
Perang Padri adalah perang yang dikobarkan oleh kaum Padri yang dipimpin ulama besar Tuanku Imam Bonjol. Betapa keras perang itu, sampai Belanda (VOC) hampir bangkrut. Perang Diponegoro di Jawa adalah perang yang sangat merepotkan penjajah Belanda. Diponegoro adalah selain sebagai bangsawan juga sebagai seorang yang memiliki pemahaman agama yang sangat kuat.
Perang Kemerdekaan, misalnya, Jendral Sudirman, juga dikenal sebagai orang yang memiliki pemahaman agama yang sangat kuat, sehingga Agresi Belanda terhadap Republik Indonesia adalah sebuah kemunkaran, maka perang adalah jawaban atas kedholiman yang diperagakan oleh Belanda.
Bung Tomo, ketika menggerakkan rakyat Surabaya untuk berperang dengan tentara sekutu pimpinan Jundral Malabi ternyata menggunakan simbul-simbul agama Islam, "teriakan Takbir Allah Akbar" sebagai alat untuk menyemangati perang tersebut. Dan hasilnya, sekutu dipukul mundur dan Malabi mati dimedan perang.
Para Ulama itu sebagai pejuang yang memiliki jiwa anti penjajahan dan perang sebagai keniscayaan akibat negara dan harga dirinya sebagai anak bangsa diinjak-injak.
Pada awal-awal Indonesia Merdeka, kelompok-kelompok faham-faham radikal juga berusaha memperjuangkan ideologinya menjadi dasar negara. Bahkan kelompok ini berusaha memaksa Republik Indonesia tunduk dengan faham yang dianutnya. Kelompok DII/TII Karto Suwiryo dan Kahar Muzakar adalah contoh radikalisme Islam memaksakan kehendak agar Indonesia menjadi Negara "Darul Islam", yakni negara yang berdiri berdasarkan nilai-nilai Islam. Kelompok ini dalam perjuangannya juga menggunakan aksi teror sebagai alat perjuangannya. Maka, pada pengertian sekarang kelompok ini dapat dikategorikan sebagai teroris.
Radikalisme kaum Komunis Indonesia yang berjuang menjadikan Indonesia sebagai negara komunis. Kekerasan dan pembunuhan terhadap kaum agama sebagai musuh utamanya adalah alat perjuangan mereka untuk menegakkan ideologi. Mereka pun dapat dianggap sebagai teroris. Menuru pemahaman saya, setiap kelompok yang menggunakan aksi teror sebagai alat perjuangan, maka mereka adalah teroris.
Meski demikian, sangat berbeda antara Ulama di dalam perjuangan Indonesia Merdeka dengan kaum teroris, karena mereka tidak jelas pada target yang diperjuangkan karena tidak memiliki tautan wilayah yang jelas.
Minggu, 23 Agustus 2009
Semarang Jelang Berbuka Puasa

Sekitar tahun delapan puluhan, awal berbuka puasa di Semarang ditandai dengan suara letupan mercon "Dul" hingga sampai tujuh kali. Penyulutan mercon tersebut dilakukan di halaman Masjid Agung Kauman. Suara "Dul" itulah yang dijadikan isyarat warga Semarang, bahwa buka puasa telah tiba. Ke khasan itu hingga sekarang masih melekat dihati warga Semarang, yakni, dengan menggunakan istilah "ngenteni Dul (menunggu berbuka puasa).
Sekitar tahun 90'an, Pemerintah Kota Semarang membuat kebijakan, pelarangan penyulutan mercon jenis apapun, termasuk memperjual -belikan barang tersebut. Seiring dengan kebijakan itu, Pemerintah Kota Semarang menggantikan suara"Dul" dengan raungan sirine lewat menara Masjid Kauman, sebagai petanda bahwa waktu buka puasa telah tiba. Toh demikian, warga Semarang tetap menggunakan istilah "ngenteni Dul" daripada ngenteni suara sirine.
Dulu, Masjid Kauman adalah tempat favorit sebagian masyarakat Semarang menunggu datangnya waktu berbuka. Apalagi, ta'mir masjid menyediakan berbagai macam ta'jilan yang di gelar di serambi masjid. Jadi, tidak perlu takut tidak dapat berbuka puasa, meski hanya sekedar meminum segelas teh hangat atau kolak gedang (pisang) dan kolang-kaling.
Sekarang ini, tempat ngabuburitnya warga Semarang tersebar di beberapa lokasi. Semarang atas, lokasi favoritnya di Taman Tabanas. Disebut tanaman Tabanas, karena terdapat tugu yang pucuknya terdapat ornamen Tabanas. Tabanas sendiri kepanjangan dari Tabungan Nasional. Lokasinya memang cukup strategis dan memberi kenyamanan. Tepat di atas bukit Gombel. Anda dapat menikmati pemandangan Semarang bawah dari ujung barat sampai Timur. Bahkan pemandangan Laut Jawa yang ada di sebelah utara Semarang tampak terlihat lamat-lamat karena terhalang kabut. Semakin malam lokasi ini semakin mempesona, seperti melihat ribuan kunang-kunang di Semarang bawah. Makanan khas yang tersedia, jagung bakar plus minuman ringan. Murah meriah. Lokasi lainnya berada di Semarang bawah antara lain, Pantai Marina, Kawasan Tugu Muda dan Lawang Sewu serta Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) serta lapangan terbang A.Yani. Khusus tempat ini, kebanyakan adalah para keluarga muda sambil momong putra-putrinya melihat pesawat yang akan naik atau turun. Ternyata, nonton pesawat tinggal landas atau pun sedang turun bagi sebagian orang adalah hiburan murah yang cukup mengasyikkan.
Penjual Takjil
Sekitar pukul 17.00 (WIB), sepanjang jalanan Pahlawan, yakni, mulai depan Supermarket Robinson hingga Taman Makam Pahlawan, anak-anak muda tumplek blek di sepanjang jalan itu. Mereka menjajakan berbagai makanan ringan khas buka puasa ala Semarangan. Dari Es koktail, Es Kolak, Es Degan dan Es Teh serta makanan ringan, seperti lunpia, arem-arem pisang goreng dan lainnya. Mereka saling berebut konsumen menawarkan dagangannya pada para penguna jalan yang melewati Jalan Pahlawan.
Anak-anak muda ini, sebagian besar adalah siwa SMA dan mahasiswa. Kegiatan cari duit dijalanan ini, sebenarnya lebih pada sekedar untuk memanfaatkan suasana selama bulan ramadhan. Lucunya, misalkan tidak laku, makanan dan minuman itu akan mereka makan ramai-ramai saat buka puasa telah tiba.
Semaan Al-qur'an
Kegiatan lainnya, yang menjadi tradisi selama bulan puasa warga Semarang adalah semaan Al-Qur'an bil ghaib. Artinya, ulama hafidz al-qur'an 30 juz yakni ulama yang memiliki kemampuan menghafal Al-qur'an 30 juz sekaligus menerjemahkan dan menafsirkan isi kandungan al-qur'an.
Sementara, para santri dan masyarakat muslim yang hadir pada acara semaan tersebut, menyemak atau memperhatikan bacaan sang kyai. Ketika sang kyai ada yang lalai dalam bacaannya, maka para penyemak itu memberi tahukan bacaan itu, sehingga tidak terjadi kesalahan. Kemudian kyai menerjemahkan dan menjelaskan makna ayat-ayat al-qur'an tersebut sehingga mereka yang hadir memahami kandungan al-qur'an.
Kegiatan ini banyak diikuti tidak saja masyarakat muslim Semarang tetapi masyarakat sekitar Semarang, yakni kendal, Demak, Ambarawa bahkan Salatiga turut pula mrngikuti acara semaan ini. Ba'da luhur acara ini digelar hingga menjelang asar bertempat di halaman serambi Masjid Kauman.
Setelah ba'da asar, ta'mir masjid kauman juga menggelar kajian kitab-kitab kuning yang disampaikan oleh para ulama. Kajian kitab kuning ini pun akan selesai menjelang buka puasa tiba.
Nah, bagi Anda yang memiliki keinginan menimba ilmu atau nyantri selama bulan puasa satu bulan penuh. Anda dapat mukim di sekitar masjid kauman dan Anda dapat menimba ilmu mulai menjelang subuh sampai menjelang buka puasa yang dibimbing langsung oleh para ulama terkenal Semarang. Karena, ulama yang sudah benar-benar teruji keilmuan dan ketaqwaannya saja yang dapat mengajar kajian Islam di Masjid Kauman.
Sekitar tahun 90'an, Pemerintah Kota Semarang membuat kebijakan, pelarangan penyulutan mercon jenis apapun, termasuk memperjual -belikan barang tersebut. Seiring dengan kebijakan itu, Pemerintah Kota Semarang menggantikan suara"Dul" dengan raungan sirine lewat menara Masjid Kauman, sebagai petanda bahwa waktu buka puasa telah tiba. Toh demikian, warga Semarang tetap menggunakan istilah "ngenteni Dul" daripada ngenteni suara sirine.
Dulu, Masjid Kauman adalah tempat favorit sebagian masyarakat Semarang menunggu datangnya waktu berbuka. Apalagi, ta'mir masjid menyediakan berbagai macam ta'jilan yang di gelar di serambi masjid. Jadi, tidak perlu takut tidak dapat berbuka puasa, meski hanya sekedar meminum segelas teh hangat atau kolak gedang (pisang) dan kolang-kaling.
Sekarang ini, tempat ngabuburitnya warga Semarang tersebar di beberapa lokasi. Semarang atas, lokasi favoritnya di Taman Tabanas. Disebut tanaman Tabanas, karena terdapat tugu yang pucuknya terdapat ornamen Tabanas. Tabanas sendiri kepanjangan dari Tabungan Nasional. Lokasinya memang cukup strategis dan memberi kenyamanan. Tepat di atas bukit Gombel. Anda dapat menikmati pemandangan Semarang bawah dari ujung barat sampai Timur. Bahkan pemandangan Laut Jawa yang ada di sebelah utara Semarang tampak terlihat lamat-lamat karena terhalang kabut. Semakin malam lokasi ini semakin mempesona, seperti melihat ribuan kunang-kunang di Semarang bawah. Makanan khas yang tersedia, jagung bakar plus minuman ringan. Murah meriah. Lokasi lainnya berada di Semarang bawah antara lain, Pantai Marina, Kawasan Tugu Muda dan Lawang Sewu serta Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) serta lapangan terbang A.Yani. Khusus tempat ini, kebanyakan adalah para keluarga muda sambil momong putra-putrinya melihat pesawat yang akan naik atau turun. Ternyata, nonton pesawat tinggal landas atau pun sedang turun bagi sebagian orang adalah hiburan murah yang cukup mengasyikkan.
Penjual Takjil
Sekitar pukul 17.00 (WIB), sepanjang jalanan Pahlawan, yakni, mulai depan Supermarket Robinson hingga Taman Makam Pahlawan, anak-anak muda tumplek blek di sepanjang jalan itu. Mereka menjajakan berbagai makanan ringan khas buka puasa ala Semarangan. Dari Es koktail, Es Kolak, Es Degan dan Es Teh serta makanan ringan, seperti lunpia, arem-arem pisang goreng dan lainnya. Mereka saling berebut konsumen menawarkan dagangannya pada para penguna jalan yang melewati Jalan Pahlawan.
Anak-anak muda ini, sebagian besar adalah siwa SMA dan mahasiswa. Kegiatan cari duit dijalanan ini, sebenarnya lebih pada sekedar untuk memanfaatkan suasana selama bulan ramadhan. Lucunya, misalkan tidak laku, makanan dan minuman itu akan mereka makan ramai-ramai saat buka puasa telah tiba.
Semaan Al-qur'an
Kegiatan lainnya, yang menjadi tradisi selama bulan puasa warga Semarang adalah semaan Al-Qur'an bil ghaib. Artinya, ulama hafidz al-qur'an 30 juz yakni ulama yang memiliki kemampuan menghafal Al-qur'an 30 juz sekaligus menerjemahkan dan menafsirkan isi kandungan al-qur'an.
Sementara, para santri dan masyarakat muslim yang hadir pada acara semaan tersebut, menyemak atau memperhatikan bacaan sang kyai. Ketika sang kyai ada yang lalai dalam bacaannya, maka para penyemak itu memberi tahukan bacaan itu, sehingga tidak terjadi kesalahan. Kemudian kyai menerjemahkan dan menjelaskan makna ayat-ayat al-qur'an tersebut sehingga mereka yang hadir memahami kandungan al-qur'an.
Kegiatan ini banyak diikuti tidak saja masyarakat muslim Semarang tetapi masyarakat sekitar Semarang, yakni kendal, Demak, Ambarawa bahkan Salatiga turut pula mrngikuti acara semaan ini. Ba'da luhur acara ini digelar hingga menjelang asar bertempat di halaman serambi Masjid Kauman.
Setelah ba'da asar, ta'mir masjid kauman juga menggelar kajian kitab-kitab kuning yang disampaikan oleh para ulama. Kajian kitab kuning ini pun akan selesai menjelang buka puasa tiba.
Nah, bagi Anda yang memiliki keinginan menimba ilmu atau nyantri selama bulan puasa satu bulan penuh. Anda dapat mukim di sekitar masjid kauman dan Anda dapat menimba ilmu mulai menjelang subuh sampai menjelang buka puasa yang dibimbing langsung oleh para ulama terkenal Semarang. Karena, ulama yang sudah benar-benar teruji keilmuan dan ketaqwaannya saja yang dapat mengajar kajian Islam di Masjid Kauman.
Jumat, 21 Agustus 2009
marhaban ramadhana
tanggal 22 agustus 2009, pemerintah (Depag) dan MUI sepakat, Sabtu itu ditetapkan sebagai awal jatuhnya bulan ramadhan. Senang rasanya, awal ramadhan tidak terjadi perbedaan antar golo Ing pean islam dan pemerintah. Paling tidak, ukhuwah islamiyah sesama muslim sangat terjaga, kondusif.
Harapannya lagi, awal syawal pun tidak terjadi perbedaan. Pasti perasaan bangga dapat sholat idul
fitri secara serempak seluruh tanah air. Saya seakan berusaha berteriak, "Inilah Islam yang tidak terkotak-kotak!".
Namun, andaikata, perbedaan itu harus terjadi, ya, mungkin inilah takdir yang tidak dapat dihindari oleh ummat Islam. Karena Rasulullah Muhammad SAW sudah menyabdakan, bahwa ummat Islam (ummat ku) akan terbagi dalam firqoh-firqoh, hanya satu yang dijamin masuk syurga, yakni ummat ku yang mengikuti sunah-sunah ku.
Persoaladiannnya bukan siapa yang inkarussunah atau yang ahli sunnah, dalam soal menentukan awal ramadhan dan syawal. Karena masing-masing memiliki argumen yang berlandaskan dalil aqli dan naqli. Tidak mungkinlah, jika awal ramadhan dan syawal terjadi dua kali. Berarti hanya ada satu yang benar dalam menentukan awal puasa dan awal syawal. Siapa yang benar? Depag, MUI, ormas Islam tertentu? Sebagai orang awam, lantas siapa yang kita anut di antara institusi di atas? Tolong saya dibantu menjawabnya.
Harapannya lagi, awal syawal pun tidak terjadi perbedaan. Pasti perasaan bangga dapat sholat idul
fitri secara serempak seluruh tanah air. Saya seakan berusaha berteriak, "Inilah Islam yang tidak terkotak-kotak!".
Namun, andaikata, perbedaan itu harus terjadi, ya, mungkin inilah takdir yang tidak dapat dihindari oleh ummat Islam. Karena Rasulullah Muhammad SAW sudah menyabdakan, bahwa ummat Islam (ummat ku) akan terbagi dalam firqoh-firqoh, hanya satu yang dijamin masuk syurga, yakni ummat ku yang mengikuti sunah-sunah ku.
Persoaladiannnya bukan siapa yang inkarussunah atau yang ahli sunnah, dalam soal menentukan awal ramadhan dan syawal. Karena masing-masing memiliki argumen yang berlandaskan dalil aqli dan naqli. Tidak mungkinlah, jika awal ramadhan dan syawal terjadi dua kali. Berarti hanya ada satu yang benar dalam menentukan awal puasa dan awal syawal. Siapa yang benar? Depag, MUI, ormas Islam tertentu? Sebagai orang awam, lantas siapa yang kita anut di antara institusi di atas? Tolong saya dibantu menjawabnya.
Langganan:
Postingan (Atom)