Minggu, 23 Agustus 2009

Semarang Jelang Berbuka Puasa


Sekitar tahun delapan puluhan, awal berbuka puasa di Semarang ditandai dengan suara letupan mercon "Dul" hingga sampai tujuh kali. Penyulutan mercon tersebut dilakukan di halaman Masjid Agung Kauman. Suara "Dul" itulah yang dijadikan isyarat warga Semarang, bahwa buka puasa telah tiba. Ke khasan itu hingga sekarang masih melekat dihati warga Semarang, yakni, dengan menggunakan istilah "ngenteni Dul (menunggu berbuka puasa).
Sekitar tahun 90'an, Pemerintah Kota Semarang membuat kebijakan, pelarangan penyulutan mercon jenis apapun, termasuk memperjual -belikan barang tersebut. Seiring dengan kebijakan itu, Pemerintah Kota Semarang menggantikan suara"Dul" dengan raungan sirine lewat menara Masjid Kauman, sebagai petanda bahwa waktu buka puasa telah tiba. Toh demikian, warga Semarang tetap menggunakan istilah "ngenteni Dul" daripada ngenteni suara sirine.
Dulu, Masjid Kauman adalah tempat favorit sebagian masyarakat Semarang menunggu datangnya waktu berbuka. Apalagi, ta'mir masjid menyediakan berbagai macam ta'jilan yang di gelar di serambi masjid. Jadi, tidak perlu takut tidak dapat berbuka puasa, meski hanya sekedar meminum segelas teh hangat atau kolak gedang (pisang) dan kolang-kaling.
Sekarang ini, tempat ngabuburitnya warga Semarang tersebar di beberapa lokasi. Semarang atas, lokasi favoritnya di Taman Tabanas. Disebut tanaman Tabanas, karena terdapat tugu yang pucuknya terdapat ornamen Tabanas. Tabanas sendiri kepanjangan dari Tabungan Nasional. Lokasinya memang cukup strategis dan memberi kenyamanan. Tepat di atas bukit Gombel. Anda dapat menikmati pemandangan Semarang bawah dari ujung barat sampai Timur. Bahkan pemandangan Laut Jawa yang ada di sebelah utara Semarang tampak terlihat lamat-lamat karena terhalang kabut. Semakin malam lokasi ini semakin mempesona, seperti melihat ribuan kunang-kunang di Semarang bawah. Makanan khas yang tersedia, jagung bakar plus minuman ringan. Murah meriah. Lokasi lainnya berada di Semarang bawah antara lain, Pantai Marina, Kawasan Tugu Muda dan Lawang Sewu serta Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) serta lapangan terbang A.Yani. Khusus tempat ini, kebanyakan adalah para keluarga muda sambil momong putra-putrinya melihat pesawat yang akan naik atau turun. Ternyata, nonton pesawat tinggal landas atau pun sedang turun bagi sebagian orang adalah hiburan murah yang cukup mengasyikkan.
Penjual Takjil
Sekitar pukul 17.00 (WIB), sepanjang jalanan Pahlawan, yakni, mulai depan Supermarket Robinson hingga Taman Makam Pahlawan, anak-anak muda tumplek blek di sepanjang jalan itu. Mereka menjajakan berbagai makanan ringan khas buka puasa ala Semarangan. Dari Es koktail, Es Kolak, Es Degan dan Es Teh serta makanan ringan, seperti lunpia, arem-arem pisang goreng dan lainnya. Mereka saling berebut konsumen menawarkan dagangannya pada para penguna jalan yang melewati Jalan Pahlawan.
Anak-anak muda ini, sebagian besar adalah siwa SMA dan mahasiswa. Kegiatan cari duit dijalanan ini, sebenarnya lebih pada sekedar untuk memanfaatkan suasana selama bulan ramadhan. Lucunya, misalkan tidak laku, makanan dan minuman itu akan mereka makan ramai-ramai saat buka puasa telah tiba.
Semaan Al-qur'an
Kegiatan lainnya, yang menjadi tradisi selama bulan puasa warga Semarang adalah semaan Al-Qur'an bil ghaib. Artinya, ulama hafidz al-qur'an 30 juz yakni ulama yang memiliki kemampuan menghafal Al-qur'an 30 juz sekaligus menerjemahkan dan menafsirkan isi kandungan al-qur'an.
Sementara, para santri dan masyarakat muslim yang hadir pada acara semaan tersebut, menyemak atau memperhatikan bacaan sang kyai. Ketika sang kyai ada yang lalai dalam bacaannya, maka para penyemak itu memberi tahukan bacaan itu, sehingga tidak terjadi kesalahan. Kemudian kyai menerjemahkan dan menjelaskan makna ayat-ayat al-qur'an tersebut sehingga mereka yang hadir memahami kandungan al-qur'an.
Kegiatan ini banyak diikuti tidak saja masyarakat muslim Semarang tetapi masyarakat sekitar Semarang, yakni kendal, Demak, Ambarawa bahkan Salatiga turut pula mrngikuti acara semaan ini. Ba'da luhur acara ini digelar hingga menjelang asar bertempat di halaman serambi Masjid Kauman.
Setelah ba'da asar, ta'mir masjid kauman juga menggelar kajian kitab-kitab kuning yang disampaikan oleh para ulama. Kajian kitab kuning ini pun akan selesai menjelang buka puasa tiba.
Nah, bagi Anda yang memiliki keinginan menimba ilmu atau nyantri selama bulan puasa satu bulan penuh. Anda dapat mukim di sekitar masjid kauman dan Anda dapat menimba ilmu mulai menjelang subuh sampai menjelang buka puasa yang dibimbing langsung oleh para ulama terkenal Semarang. Karena, ulama yang sudah benar-benar teruji keilmuan dan ketaqwaannya saja yang dapat mengajar kajian Islam di Masjid Kauman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HTML http:www.Fathurohman69@yahoo.com>