Minggu, 30 Agustus 2009

Serba-Serbi Kuliner Semarang



Kuliner Khas Semarang

Lunpia
Semarang memiliki berbagai ragam kuliner yang khas. Lunpia, salah satunya . Makanan khas Semarang yang sudah dikenal luas. Lunpia ini, merupakan masakan asli peranakan Cina Semarang. Makanan ini menu utamanya berupa rebung. Rebung sendiri berasal dari anakan tumbuhan bambu . Rebung di cincang, setelah di cuci bersih sampai tidak berbau. Setelah ditiris, rebung di beri bumbu kemudian di tuangkan pada lembaran kulit tepung, di lipat dan di goreng. Maka jadilah makanan lunpia.

Wingko Babat

Makanan lainnya adalah Wingko Babat. Wingko yang terkenal dan yang pertama kali diproduksi bermerek cap Kereta Api. Nampaknya, sekarang , makanan manis gurih ini sudah diproduksi secara massal . Dan di pasaran wingko babat di jual dengan berbagai macam merek. Rasanya pun tidak hanya gurih manis saja, tetapi ada rasa lainnya, sesuai esen kue yang di kehendaki pembuatnya. Bahan untuk membuat wingko adalah beras ketan dan kelapa. Dua bahan dasar tersebut dicampur setelah matang, wingko dicetak sesuai ukuran kemudian di panggang.


Bandeng Presto.
Di lihat dari namanya saja sudah dapat ditebak, bahan dasarnya adalah ikan Bandeng yang dipres sampai duri-durinya hancur menyatu dengan dagingnya, sehingga bandengan dapat dimakan semua tanpa sisa.

Semarang sebagai daerah pesisir, sekitar tahun 70-an hingga tahun 80-an akhir merupakan penghasil ikan Bandeng yang cukup besar dibanding daerah pantura lainnya. Semarang daerah utara yang berhadapan langsung dengan Laut Jawa adalah tambak-tambak Bandeng yang sangat produktif.
Seiring pengalihan lahan, pantai Semarang direklamasi, tambak-tambak itu diuruk dijadikan perumahan dan produk properti lainnya. Misalnya, perumahan tanah mas, dulunya adalah tambak produktif. Demikian pula dengan komplek PRPP, Pantai Marina dan Perumahan Puri Anjasmara adalah tambak-tambak Bandeng yang sangat produktif, tetapi oleh Pemerintah Propinsi Jateng, tambak-tambak diuruk dijadikan Taman Maraekoco, PRPP dan Taman Pantai Marina. K
Karena tambak Bandeng sudah hilang dari Semarang . Para produsen Bandeng Presto beralih mengambil Bandeng asal Juwana Kabupaten Pati yang terkenal lezat dan tidak bau lumpur.

Kue Moci.
Kue ini juga makanan khas Semarang, namun sebenarnya merupakan warisan kuliner peranakan Cina Semarang. Kue ini, biasa dihidangkan pada acara menyambut Tahun Baru Imlek. Penyajiannya kue Moci di sajikan sebagai makanan kecil sebelum lontong cap go meh di sajikan di meja makan.


Lontong Cap Go Meh & Lontong Opor Ayam
.
Menunya terdiri dari Lontong, sayur opor ayam yang gurih bersantan dan sambel goreng ati atau udang (tergantung selera) serta siwiran ayam dan diberi bubuk ketan. Biasa di sajikan pada saat Hari Raya Imlek. Sedangkan lontong opor ayam disajikan pada perayaan hari raya Idul Fitri. Masyarakat Semarang, setelah menunaikan sholat Id biasa mengadakan acara makan bersama. Kegiatan ini dikenal dengan sebutan Riyayanan. Berlangsung di serambi masjid atau di tengah-tengah jalan kampung. Pada acara Riyayan, masyarakat menyantap hidangan lontong opor ayam dan sambel goreng telur bebek.


Gule dan Tongseng Bustaman.
Masakan ini berbahan dasar daging kambing muda. Sedangkan Bustaman adalah nama salah satu kampung yang sudah ada sejak jaman Semarang kuno (tempo dulu). Kampung ini, masyarakatnya memiliki mata pencaharian sebagai tukang jagal dan tukang kelet Kambing dan Sapi.
Keletan kulitnya terkenal bersih dan rapi (kulit masih utuh/tidak robek). Sehingga kulit yang dihasilkan memiliki kualitas baik, parktis nilai rupiahnya menjadi tinggi. Sebagian lagi, pedagang daging. Namun yang paling kesohor, mereka adalah pedagang sate, gule dan tengkleng keliling.

Tahu Gimbal

Kuliner ini sangat khas Semarang sekali. Pasalnya, masakan ala pesisir sangat kentara. Misalnya. dilihat dari bahan dasarnya, yang dominan adalah udangnya di buat gimbal.
Masakan terdiri dari lontong, sambel kacang petes uleg, tahu goreng di rajang dadu, udang tepung goreng dan sayurnya rajangan kubis/kol dan seledri. Ada pula yang ditambah telur ceplok. Rasanya , mantap.
Bila Anda menuju pusat Kota Semarang, tepatnya di depan Masjid Baiturrahman atau sepanjang Jalan Pahlawan, Lontong Tahu Gimbal ini mudah untuk di temukan. Mengenai harganya, tak usah khawatir, Anda bawa uang Rp 20.000,- di jamin dapat satu porsi tahu gimbal plus dapat minum sesuai selera.

Tahu Pong

Khasanah kuliner Kota ATLAS lainnya adalah Lontong Tahu Pong. Hampir mirip dengan tahu gimbal. Yang membedakan adalah tahunya, yakni, tahu pong, yakni, tahu yang di dalamnya tidak ada isinya. Sedangkan sambalnya, juga sama dari sambal kacang petis, namun berkuah dan banyak kecap. Pingin merasakan kuliner Tahu Pong, pusatnya jajanan ini di Jalan Depok.


Wedang Tahu
.
Minuman ringan ini, sebenarnya berupa wedang jahe yang ditambahi dengan Sari Tahu. Disajikan hangat-hangat. Sayangnya minuman ini sudah jarang ditemukan. Tidak semua tempat di Semarang terdapat penjual wedang tahu. Bila ingin menikmati Wedang Tahu, coba Anda telusuri sepanjang Jalan Mataram. Wedang Tahu ini biasa di jajakan dengan cara keliling dengan menggunakan angkring.


Gilo-Gilo
Berbagai macam jajanan murah meriah di jajajakan dengan menggunakan gerobak sederhana. Ciri khasnya, gerobak ini menggunakan uplik (sentir tanpa penutup kaca), sehingga asabnya yang hitam pekat sedikit kadang mengganggu pembelinya. Penjual gilo-gilo biasa mangkal di tempat-tempat keramaian. Bila ingin sekedar menghilangkan rasa haus dengan menikmati seiris buah melon, nanas, semangka atau bengkoan, sediakan uang receh dan nongkrongin penjual gilo-gilo, pasti di jamin rasa dahaganya hilang.

Sego Janganan & Sate Keong
Orang Semarang menyebut pecel dengan janganan. Kalau dimakan dengan nasi maka sebutannya sego janganan. Mungkin masakan ini sama dengan daerah lainnya. Menunya beruba sayur bayam, kangkung, godong kates (daun pepaya), kecambah, kenikir, godong turi serta kol dan sambal kacang. Sambalnya ini yang menjadikan sego janganan ini nikmat untuk disantap. Apalagi kalau ditambah sambal urap lauk gereh, krupuk karak dan yang tidak ketinggalan sate keong.






Selasa, 25 Agustus 2009

Membincangkan Teroris

Pakistan sedang memerangi para teroris. Kaum radikal Islam di Negara Pakistan berkolaborasi dengan pejuang Thaliban Afghanistan, sepertinya tidak kenal menyerah, meski mendapat tekanan Pemerintah Pakistan. Mereka terus mengobarkan jihad dengan tujuan nilai-nilai Islam dapat ditegakkan sebagaimana yang mereka yakini kebenarannya.
Fenomena jihad untuk menegakkan syariah Islam, nampaknya tumbuh pula di Indonesia. Kelompok-kelompok yang menghendaki syariah Islam tegak di bumi Indonesia tumbuh sejak awal-awal Indonesia merdeka. Mereka ini memiliki faham Islam yang sangat fundamental. Mereka yang radikal ini di duga terlibat dalam jaringan teroris. Cap stempel, kelompok Islam Radikal adalah teroris, seperti tak terelakkan.
Seiring runtuhnya Uni Sovyet sebagai kekuatan penyeimbang atas dominasi Amerika Serikat dan sekutunya. Praktis Amerika menjadi superpower yang demikian mendominasi hegemoni politik, sosial dan ekonomi dunia. Ideologi Amerika Sekirat yang liberal, neo imperialis dan sekuler mencoba di cengkeramkan di dalam negara-negara Islam.
Perang Ideologi
Akibat yang terelakkan, sebagian tokoh-tokoh Islam di negra-negara Islam itu tidak menerima idelologi AS. Maka, perang ideologi seperti tidak dapat terelakkan dan abad ini perang ideoogi (Islam dan Liberal) seperti mendapatkan memontumnya. Faham Negara-Negara Barat, Amerika Serikat dan sekutunya yang liberal, kapitalis dan neo imperialis, memiliki tantangan tersendiri dengan ideologi yang berasal dari nilai- nilai agama terutama Islam yang sedemikian kuat dianut oleh kaum fundamentalis Islam.
Pada nyatanya, memang masih terdapat keinginan kuat yang berurat berakar bahwa ideologi harus tumbuh subur diperjuangkan oleh mereka yang radikal di negara-negara yang berpenduduk Islam. Mereka memiliki keyakinan, Syari'ah Islam sebagai peraturan hukum yang paling adil. Hal ini mereka perjuangkan dengan dasar fi kalimatillah "Laa ilaahaillah" Tiada Tuhan selain Allah. Keyakinan yang sedemikian radikal tersebut menjadikan mereka sulit untuk diajak berdialog, termasuk dengan kalangan ISlam di luar kaum mereka.
Amerika Serikat beserta sekutunya adalah kafir. Kaum kafir pasti memusuhi Islam. Kaum kafir pasti tidak kenal putus asa untuk menjebak umat muslim agar terperdaya, jadi budak kafir, paling tidak adalah mempengaruhi kehidupannya agar sejalan dengan ideologi kaum kafir yang mengagung-agungkan nilai keduniawiaannya tinimbang nilai -nilai ukhrowi yang bersumber dari wahyu Allah SWT sebagai Tuhan Yang Maha Perkasa.
Perbedaan ideologi yang sangat mencolok itu, jelas sulit untuk didialogkan. Maka, sampai kapanpun radikalisme yang bersumber dari ideologi agama sulit untuk mati, justru semakin keras dalam memerangi semakin kuat keyakinan itu untuk tumbuh.
Reaksi Kelompok Radikal
Ketika kita menyaksikan sesuatu yang dianggap sebagai simbul kaum kafir (Barat) di bom. Itu adalah sebuah reaksi keras, pernyataan perang kelompok radikal terhadap siapapun yang menjadi koleganya Negara Barat. Hotel Legian (Kasus Bom Bali) dan bom Hotel JW Mariot adalah simbul -simbul ideologi Barat di Indonesia, maka lokasi itu beserta yang ada di dalamnya menjadi target untuk dihancurkan.
Persoalannya, jika di Negara RI ini masih banyak simbul-simbul Barat, maka pengeboman itu sewaktu-waktu akan terjadi lagi, yakni, selama teroris itu masih berada di wilayah Indonesia.
Peran yang dapat diambil para ulama adalah memberikan penyadaran pada kelompok-kelompok yang disinyalir memiliki pemahaman yang radikal, yakni, mengkampanyekan Islam sebagai agama yang memiliki nilai-nilai luhur mencintai kedamaian dan ketentraman dan sangat anti kekerasan.
Radikalisme di Indonesia
Namun, jika kita bercermin pada masa Indonesia menjadi negeri jajahan Belanda (Bangsa Kafir). Betapa besar peran kaum agama (Ulama) dalam menggelorakan semangat berperang melawan Belanda. Tentu saja Bangsa Belanda memberi stempel; para pejuang itu dengan sebutan ekstrimis, kalau sekarang ini disebut para teroris.
Para ulama ketika itu, memberikan fatwa bahwa para penjajah itu Belanda dan Jepang sebagai Teroris yang jahat, merampas hak hidup kaum Islam Indonesia maka, perang adalah jawabannya.
Perang Padri adalah perang yang dikobarkan oleh kaum Padri yang dipimpin ulama besar Tuanku Imam Bonjol. Betapa keras perang itu, sampai Belanda (VOC) hampir bangkrut. Perang Diponegoro di Jawa adalah perang yang sangat merepotkan penjajah Belanda. Diponegoro adalah selain sebagai bangsawan juga sebagai seorang yang memiliki pemahaman agama yang sangat kuat.
Perang Kemerdekaan, misalnya, Jendral Sudirman, juga dikenal sebagai orang yang memiliki pemahaman agama yang sangat kuat, sehingga Agresi Belanda terhadap Republik Indonesia adalah sebuah kemunkaran, maka perang adalah jawaban atas kedholiman yang diperagakan oleh Belanda.
Bung Tomo, ketika menggerakkan rakyat Surabaya untuk berperang dengan tentara sekutu pimpinan Jundral Malabi ternyata menggunakan simbul-simbul agama Islam, "teriakan Takbir Allah Akbar" sebagai alat untuk menyemangati perang tersebut. Dan hasilnya, sekutu dipukul mundur dan Malabi mati dimedan perang.
Para Ulama itu sebagai pejuang yang memiliki jiwa anti penjajahan dan perang sebagai keniscayaan akibat negara dan harga dirinya sebagai anak bangsa diinjak-injak.
Pada awal-awal Indonesia Merdeka, kelompok-kelompok faham-faham radikal juga berusaha memperjuangkan ideologinya menjadi dasar negara. Bahkan kelompok ini berusaha memaksa Republik Indonesia tunduk dengan faham yang dianutnya. Kelompok DII/TII Karto Suwiryo dan Kahar Muzakar adalah contoh radikalisme Islam memaksakan kehendak agar Indonesia menjadi Negara "Darul Islam", yakni negara yang berdiri berdasarkan nilai-nilai Islam. Kelompok ini dalam perjuangannya juga menggunakan aksi teror sebagai alat perjuangannya. Maka, pada pengertian sekarang kelompok ini dapat dikategorikan sebagai teroris.
Radikalisme kaum Komunis Indonesia yang berjuang menjadikan Indonesia sebagai negara komunis. Kekerasan dan pembunuhan terhadap kaum agama sebagai musuh utamanya adalah alat perjuangan mereka untuk menegakkan ideologi. Mereka pun dapat dianggap sebagai teroris. Menuru pemahaman saya, setiap kelompok yang menggunakan aksi teror sebagai alat perjuangan, maka mereka adalah teroris.
Meski demikian, sangat berbeda antara Ulama di dalam perjuangan Indonesia Merdeka dengan kaum teroris, karena mereka tidak jelas pada target yang diperjuangkan karena tidak memiliki tautan wilayah yang jelas.

Minggu, 23 Agustus 2009

Semarang Jelang Berbuka Puasa


Sekitar tahun delapan puluhan, awal berbuka puasa di Semarang ditandai dengan suara letupan mercon "Dul" hingga sampai tujuh kali. Penyulutan mercon tersebut dilakukan di halaman Masjid Agung Kauman. Suara "Dul" itulah yang dijadikan isyarat warga Semarang, bahwa buka puasa telah tiba. Ke khasan itu hingga sekarang masih melekat dihati warga Semarang, yakni, dengan menggunakan istilah "ngenteni Dul (menunggu berbuka puasa).
Sekitar tahun 90'an, Pemerintah Kota Semarang membuat kebijakan, pelarangan penyulutan mercon jenis apapun, termasuk memperjual -belikan barang tersebut. Seiring dengan kebijakan itu, Pemerintah Kota Semarang menggantikan suara"Dul" dengan raungan sirine lewat menara Masjid Kauman, sebagai petanda bahwa waktu buka puasa telah tiba. Toh demikian, warga Semarang tetap menggunakan istilah "ngenteni Dul" daripada ngenteni suara sirine.
Dulu, Masjid Kauman adalah tempat favorit sebagian masyarakat Semarang menunggu datangnya waktu berbuka. Apalagi, ta'mir masjid menyediakan berbagai macam ta'jilan yang di gelar di serambi masjid. Jadi, tidak perlu takut tidak dapat berbuka puasa, meski hanya sekedar meminum segelas teh hangat atau kolak gedang (pisang) dan kolang-kaling.
Sekarang ini, tempat ngabuburitnya warga Semarang tersebar di beberapa lokasi. Semarang atas, lokasi favoritnya di Taman Tabanas. Disebut tanaman Tabanas, karena terdapat tugu yang pucuknya terdapat ornamen Tabanas. Tabanas sendiri kepanjangan dari Tabungan Nasional. Lokasinya memang cukup strategis dan memberi kenyamanan. Tepat di atas bukit Gombel. Anda dapat menikmati pemandangan Semarang bawah dari ujung barat sampai Timur. Bahkan pemandangan Laut Jawa yang ada di sebelah utara Semarang tampak terlihat lamat-lamat karena terhalang kabut. Semakin malam lokasi ini semakin mempesona, seperti melihat ribuan kunang-kunang di Semarang bawah. Makanan khas yang tersedia, jagung bakar plus minuman ringan. Murah meriah. Lokasi lainnya berada di Semarang bawah antara lain, Pantai Marina, Kawasan Tugu Muda dan Lawang Sewu serta Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) serta lapangan terbang A.Yani. Khusus tempat ini, kebanyakan adalah para keluarga muda sambil momong putra-putrinya melihat pesawat yang akan naik atau turun. Ternyata, nonton pesawat tinggal landas atau pun sedang turun bagi sebagian orang adalah hiburan murah yang cukup mengasyikkan.
Penjual Takjil
Sekitar pukul 17.00 (WIB), sepanjang jalanan Pahlawan, yakni, mulai depan Supermarket Robinson hingga Taman Makam Pahlawan, anak-anak muda tumplek blek di sepanjang jalan itu. Mereka menjajakan berbagai makanan ringan khas buka puasa ala Semarangan. Dari Es koktail, Es Kolak, Es Degan dan Es Teh serta makanan ringan, seperti lunpia, arem-arem pisang goreng dan lainnya. Mereka saling berebut konsumen menawarkan dagangannya pada para penguna jalan yang melewati Jalan Pahlawan.
Anak-anak muda ini, sebagian besar adalah siwa SMA dan mahasiswa. Kegiatan cari duit dijalanan ini, sebenarnya lebih pada sekedar untuk memanfaatkan suasana selama bulan ramadhan. Lucunya, misalkan tidak laku, makanan dan minuman itu akan mereka makan ramai-ramai saat buka puasa telah tiba.
Semaan Al-qur'an
Kegiatan lainnya, yang menjadi tradisi selama bulan puasa warga Semarang adalah semaan Al-Qur'an bil ghaib. Artinya, ulama hafidz al-qur'an 30 juz yakni ulama yang memiliki kemampuan menghafal Al-qur'an 30 juz sekaligus menerjemahkan dan menafsirkan isi kandungan al-qur'an.
Sementara, para santri dan masyarakat muslim yang hadir pada acara semaan tersebut, menyemak atau memperhatikan bacaan sang kyai. Ketika sang kyai ada yang lalai dalam bacaannya, maka para penyemak itu memberi tahukan bacaan itu, sehingga tidak terjadi kesalahan. Kemudian kyai menerjemahkan dan menjelaskan makna ayat-ayat al-qur'an tersebut sehingga mereka yang hadir memahami kandungan al-qur'an.
Kegiatan ini banyak diikuti tidak saja masyarakat muslim Semarang tetapi masyarakat sekitar Semarang, yakni kendal, Demak, Ambarawa bahkan Salatiga turut pula mrngikuti acara semaan ini. Ba'da luhur acara ini digelar hingga menjelang asar bertempat di halaman serambi Masjid Kauman.
Setelah ba'da asar, ta'mir masjid kauman juga menggelar kajian kitab-kitab kuning yang disampaikan oleh para ulama. Kajian kitab kuning ini pun akan selesai menjelang buka puasa tiba.
Nah, bagi Anda yang memiliki keinginan menimba ilmu atau nyantri selama bulan puasa satu bulan penuh. Anda dapat mukim di sekitar masjid kauman dan Anda dapat menimba ilmu mulai menjelang subuh sampai menjelang buka puasa yang dibimbing langsung oleh para ulama terkenal Semarang. Karena, ulama yang sudah benar-benar teruji keilmuan dan ketaqwaannya saja yang dapat mengajar kajian Islam di Masjid Kauman.

Jumat, 21 Agustus 2009

marhaban ramadhana

tanggal 22 agustus 2009, pemerintah (Depag) dan MUI sepakat, Sabtu itu ditetapkan sebagai awal jatuhnya bulan ramadhan. Senang rasanya, awal ramadhan tidak terjadi perbedaan antar golo Ing pean islam dan pemerintah. Paling tidak, ukhuwah islamiyah sesama muslim sangat terjaga, kondusif.
Harapannya lagi, awal syawal pun tidak terjadi perbedaan. Pasti perasaan bangga dapat sholat idul
fitri secara serempak seluruh tanah air. Saya seakan berusaha berteriak, "Inilah Islam yang tidak terkotak-kotak!".
Namun, andaikata, perbedaan itu harus terjadi, ya, mungkin inilah takdir yang tidak dapat dihindari oleh ummat Islam. Karena Rasulullah Muhammad SAW sudah menyabdakan, bahwa ummat Islam (ummat ku) akan terbagi dalam firqoh-firqoh, hanya satu yang dijamin masuk syurga, yakni ummat ku yang mengikuti sunah-sunah ku.
Persoaladiannnya bukan siapa yang inkarussunah atau yang ahli sunnah, dalam soal menentukan awal ramadhan dan syawal. Karena masing-masing memiliki argumen yang berlandaskan dalil aqli dan naqli. Tidak mungkinlah, jika awal ramadhan dan syawal terjadi dua kali. Berarti hanya ada satu yang benar dalam menentukan awal puasa dan awal syawal. Siapa yang benar? Depag, MUI, ormas Islam tertentu? Sebagai orang awam, lantas siapa yang kita anut di antara institusi di atas? Tolong saya dibantu menjawabnya.