
Kuliner Khas Semarang
Lunpia
Gilo-Gilo
Berbagai macam jajanan murah meriah di jajajakan dengan menggunakan gerobak sederhana. Ciri khasnya, gerobak ini menggunakan uplik (sentir tanpa penutup kaca), sehingga asabnya yang hitam pekat sedikit kadang mengganggu pembelinya. Penjual gilo-gilo biasa mangkal di tempat-tempat keramaian. Bila ingin sekedar menghilangkan rasa haus dengan menikmati seiris buah melon, nanas, semangka atau bengkoan, sediakan uang receh dan nongkrongin penjual gilo-gilo, pasti di jamin rasa dahaganya hilang.
Sego Janganan & Sate Keong
Orang Semarang menyebut pecel dengan janganan. Kalau dimakan dengan nasi maka sebutannya sego janganan. Mungkin masakan ini sama dengan daerah lainnya. Menunya beruba sayur bayam, kangkung, godong kates (daun pepaya), kecambah, kenikir, godong turi serta kol dan sambal kacang. Sambalnya ini yang menjadikan sego janganan ini nikmat untuk disantap. Apalagi kalau ditambah sambal urap lauk gereh, krupuk karak dan yang tidak ketinggalan sate keong.
Lunpia
Semarang memiliki berbagai ragam kuliner yang khas. Lunpia, salah satunya . Makanan khas Semarang yang sudah dikenal luas. Lunpia ini, merupakan masakan asli peranakan Cina Semarang. Makanan ini menu utamanya berupa rebung. Rebung sendiri berasal dari anakan tumbuhan bambu . Rebung di cincang, setelah di cuci bersih sampai tidak berbau. Setelah ditiris, rebung di beri bumbu kemudian di tuangkan pada lembaran kulit tepung, di lipat dan di goreng. Maka jadilah makanan lunpia.
Wingko Babat
Makanan lainnya adalah Wingko Babat. Wingko yang terkenal dan yang pertama kali diproduksi bermerek cap Kereta Api. Nampaknya, sekarang , makanan manis gurih ini sudah diproduksi secara massal . Dan di pasaran wingko babat di jual dengan berbagai macam merek. Rasanya pun tidak hanya gurih manis saja, tetapi ada rasa lainnya, sesuai esen kue yang di kehendaki pembuatnya. Bahan untuk membuat wingko adalah beras ketan dan kelapa. Dua bahan dasar tersebut dicampur setelah matang, wingko dicetak sesuai ukuran kemudian di panggang.
Bandeng Presto.
Di lihat dari namanya saja sudah dapat ditebak, bahan dasarnya adalah ikan Bandeng yang dipres sampai duri-durinya hancur menyatu dengan dagingnya, sehingga bandengan dapat dimakan semua tanpa sisa.
Semarang sebagai daerah pesisir, sekitar tahun 70-an hingga tahun 80-an akhir merupakan penghasil ikan Bandeng yang cukup besar dibanding daerah pantura lainnya. Semarang daerah utara yang berhadapan langsung dengan Laut Jawa adalah tambak-tambak Bandeng yang sangat produktif.
Seiring pengalihan lahan, pantai Semarang direklamasi, tambak-tambak itu diuruk dijadikan perumahan dan produk properti lainnya. Misalnya, perumahan tanah mas, dulunya adalah tambak produktif. Demikian pula dengan komplek PRPP, Pantai Marina dan Perumahan Puri Anjasmara adalah tambak-tambak Bandeng yang sangat produktif, tetapi oleh Pemerintah Propinsi Jateng, tambak-tambak diuruk dijadikan Taman Maraekoco, PRPP dan Taman Pantai Marina. K
Karena tambak Bandeng sudah hilang dari Semarang . Para produsen Bandeng Presto beralih mengambil Bandeng asal Juwana Kabupaten Pati yang terkenal lezat dan tidak bau lumpur.
Kue Moci.
Kue ini juga makanan khas Semarang, namun sebenarnya merupakan warisan kuliner peranakan Cina Semarang. Kue ini, biasa dihidangkan pada acara menyambut Tahun Baru Imlek. Penyajiannya kue Moci di sajikan sebagai makanan kecil sebelum lontong cap go meh di sajikan di meja makan.
Lontong Cap Go Meh & Lontong Opor Ayam.
Menunya terdiri dari Lontong, sayur opor ayam yang gurih bersantan dan sambel goreng ati atau udang (tergantung selera) serta siwiran ayam dan diberi bubuk ketan. Biasa di sajikan pada saat Hari Raya Imlek. Sedangkan lontong opor ayam disajikan pada perayaan hari raya Idul Fitri. Masyarakat Semarang, setelah menunaikan sholat Id biasa mengadakan acara makan bersama. Kegiatan ini dikenal dengan sebutan Riyayanan. Berlangsung di serambi masjid atau di tengah-tengah jalan kampung. Pada acara Riyayan, masyarakat menyantap hidangan lontong opor ayam dan sambel goreng telur bebek.
Gule dan Tongseng Bustaman.
Masakan ini berbahan dasar daging kambing muda. Sedangkan Bustaman adalah nama salah satu kampung yang sudah ada sejak jaman Semarang kuno (tempo dulu). Kampung ini, masyarakatnya memiliki mata pencaharian sebagai tukang jagal dan tukang kelet Kambing dan Sapi. Keletan kulitnya terkenal bersih dan rapi (kulit masih utuh/tidak robek). Sehingga kulit yang dihasilkan memiliki kualitas baik, parktis nilai rupiahnya menjadi tinggi. Sebagian lagi, pedagang daging. Namun yang paling kesohor, mereka adalah pedagang sate, gule dan tengkleng keliling.
Tahu Gimbal
Kuliner ini sangat khas Semarang sekali. Pasalnya, masakan ala pesisir sangat kentara. Misalnya. dilihat dari bahan dasarnya, yang dominan adalah udangnya di buat gimbal. Masakan terdiri dari lontong, sambel kacang petes uleg, tahu goreng di rajang dadu, udang tepung goreng dan sayurnya rajangan kubis/kol dan seledri. Ada pula yang ditambah telur ceplok. Rasanya , mantap.
Bila Anda menuju pusat Kota Semarang, tepatnya di depan Masjid Baiturrahman atau sepanjang Jalan Pahlawan, Lontong Tahu Gimbal ini mudah untuk di temukan. Mengenai harganya, tak usah khawatir, Anda bawa uang Rp 20.000,- di jamin dapat satu porsi tahu gimbal plus dapat minum sesuai selera.
Tahu Pong
Khasanah kuliner Kota ATLAS lainnya adalah Lontong Tahu Pong. Hampir mirip dengan tahu gimbal. Yang membedakan adalah tahunya, yakni, tahu pong, yakni, tahu yang di dalamnya tidak ada isinya. Sedangkan sambalnya, juga sama dari sambal kacang petis, namun berkuah dan banyak kecap. Pingin merasakan kuliner Tahu Pong, pusatnya jajanan ini di Jalan Depok.
Wedang Tahu.
Minuman ringan ini, sebenarnya berupa wedang jahe yang ditambahi dengan Sari Tahu. Disajikan hangat-hangat. Sayangnya minuman ini sudah jarang ditemukan. Tidak semua tempat di Semarang terdapat penjual wedang tahu. Bila ingin menikmati Wedang Tahu, coba Anda telusuri sepanjang Jalan Mataram. Wedang Tahu ini biasa di jajakan dengan cara keliling dengan menggunakan angkring.
Wingko Babat
Makanan lainnya adalah Wingko Babat. Wingko yang terkenal dan yang pertama kali diproduksi bermerek cap Kereta Api. Nampaknya, sekarang , makanan manis gurih ini sudah diproduksi secara massal . Dan di pasaran wingko babat di jual dengan berbagai macam merek. Rasanya pun tidak hanya gurih manis saja, tetapi ada rasa lainnya, sesuai esen kue yang di kehendaki pembuatnya. Bahan untuk membuat wingko adalah beras ketan dan kelapa. Dua bahan dasar tersebut dicampur setelah matang, wingko dicetak sesuai ukuran kemudian di panggang.
Bandeng Presto.
Di lihat dari namanya saja sudah dapat ditebak, bahan dasarnya adalah ikan Bandeng yang dipres sampai duri-durinya hancur menyatu dengan dagingnya, sehingga bandengan dapat dimakan semua tanpa sisa.
Semarang sebagai daerah pesisir, sekitar tahun 70-an hingga tahun 80-an akhir merupakan penghasil ikan Bandeng yang cukup besar dibanding daerah pantura lainnya. Semarang daerah utara yang berhadapan langsung dengan Laut Jawa adalah tambak-tambak Bandeng yang sangat produktif.
Seiring pengalihan lahan, pantai Semarang direklamasi, tambak-tambak itu diuruk dijadikan perumahan dan produk properti lainnya. Misalnya, perumahan tanah mas, dulunya adalah tambak produktif. Demikian pula dengan komplek PRPP, Pantai Marina dan Perumahan Puri Anjasmara adalah tambak-tambak Bandeng yang sangat produktif, tetapi oleh Pemerintah Propinsi Jateng, tambak-tambak diuruk dijadikan Taman Maraekoco, PRPP dan Taman Pantai Marina. K
Karena tambak Bandeng sudah hilang dari Semarang . Para produsen Bandeng Presto beralih mengambil Bandeng asal Juwana Kabupaten Pati yang terkenal lezat dan tidak bau lumpur.
Kue Moci.
Kue ini juga makanan khas Semarang, namun sebenarnya merupakan warisan kuliner peranakan Cina Semarang. Kue ini, biasa dihidangkan pada acara menyambut Tahun Baru Imlek. Penyajiannya kue Moci di sajikan sebagai makanan kecil sebelum lontong cap go meh di sajikan di meja makan.
Lontong Cap Go Meh & Lontong Opor Ayam.
Menunya terdiri dari Lontong, sayur opor ayam yang gurih bersantan dan sambel goreng ati atau udang (tergantung selera) serta siwiran ayam dan diberi bubuk ketan. Biasa di sajikan pada saat Hari Raya Imlek. Sedangkan lontong opor ayam disajikan pada perayaan hari raya Idul Fitri. Masyarakat Semarang, setelah menunaikan sholat Id biasa mengadakan acara makan bersama. Kegiatan ini dikenal dengan sebutan Riyayanan. Berlangsung di serambi masjid atau di tengah-tengah jalan kampung. Pada acara Riyayan, masyarakat menyantap hidangan lontong opor ayam dan sambel goreng telur bebek.
Gule dan Tongseng Bustaman.
Masakan ini berbahan dasar daging kambing muda. Sedangkan Bustaman adalah nama salah satu kampung yang sudah ada sejak jaman Semarang kuno (tempo dulu). Kampung ini, masyarakatnya memiliki mata pencaharian sebagai tukang jagal dan tukang kelet Kambing dan Sapi. Keletan kulitnya terkenal bersih dan rapi (kulit masih utuh/tidak robek). Sehingga kulit yang dihasilkan memiliki kualitas baik, parktis nilai rupiahnya menjadi tinggi. Sebagian lagi, pedagang daging. Namun yang paling kesohor, mereka adalah pedagang sate, gule dan tengkleng keliling.
Tahu Gimbal
Kuliner ini sangat khas Semarang sekali. Pasalnya, masakan ala pesisir sangat kentara. Misalnya. dilihat dari bahan dasarnya, yang dominan adalah udangnya di buat gimbal. Masakan terdiri dari lontong, sambel kacang petes uleg, tahu goreng di rajang dadu, udang tepung goreng dan sayurnya rajangan kubis/kol dan seledri. Ada pula yang ditambah telur ceplok. Rasanya , mantap.
Bila Anda menuju pusat Kota Semarang, tepatnya di depan Masjid Baiturrahman atau sepanjang Jalan Pahlawan, Lontong Tahu Gimbal ini mudah untuk di temukan. Mengenai harganya, tak usah khawatir, Anda bawa uang Rp 20.000,- di jamin dapat satu porsi tahu gimbal plus dapat minum sesuai selera.
Tahu Pong
Khasanah kuliner Kota ATLAS lainnya adalah Lontong Tahu Pong. Hampir mirip dengan tahu gimbal. Yang membedakan adalah tahunya, yakni, tahu pong, yakni, tahu yang di dalamnya tidak ada isinya. Sedangkan sambalnya, juga sama dari sambal kacang petis, namun berkuah dan banyak kecap. Pingin merasakan kuliner Tahu Pong, pusatnya jajanan ini di Jalan Depok.
Wedang Tahu.
Minuman ringan ini, sebenarnya berupa wedang jahe yang ditambahi dengan Sari Tahu. Disajikan hangat-hangat. Sayangnya minuman ini sudah jarang ditemukan. Tidak semua tempat di Semarang terdapat penjual wedang tahu. Bila ingin menikmati Wedang Tahu, coba Anda telusuri sepanjang Jalan Mataram. Wedang Tahu ini biasa di jajakan dengan cara keliling dengan menggunakan angkring.
Gilo-Gilo
Berbagai macam jajanan murah meriah di jajajakan dengan menggunakan gerobak sederhana. Ciri khasnya, gerobak ini menggunakan uplik (sentir tanpa penutup kaca), sehingga asabnya yang hitam pekat sedikit kadang mengganggu pembelinya. Penjual gilo-gilo biasa mangkal di tempat-tempat keramaian. Bila ingin sekedar menghilangkan rasa haus dengan menikmati seiris buah melon, nanas, semangka atau bengkoan, sediakan uang receh dan nongkrongin penjual gilo-gilo, pasti di jamin rasa dahaganya hilang.
Sego Janganan & Sate Keong
Orang Semarang menyebut pecel dengan janganan. Kalau dimakan dengan nasi maka sebutannya sego janganan. Mungkin masakan ini sama dengan daerah lainnya. Menunya beruba sayur bayam, kangkung, godong kates (daun pepaya), kecambah, kenikir, godong turi serta kol dan sambal kacang. Sambalnya ini yang menjadikan sego janganan ini nikmat untuk disantap. Apalagi kalau ditambah sambal urap lauk gereh, krupuk karak dan yang tidak ketinggalan sate keong.