Jumat, 30 Oktober 2009

kyai Langgeng




Magelang,

Liburan lebaran kemarin (Syawal 1430) adalah hari paling istimewa. Apa pasal. Karena kita satu kampung piknik bareng. Rame-rame naik bus pariwisata "Nugroho". Dari Semarang, start pukul 06.00. Sekitar pukul 09.00 sudah nyampai Taman Kyai Langgeng, Magelang. Kita ada kesempatan menikmati suasana Kyai Langgeng sekitar 2 jam. Cukuplah untuk keliling semua komplek. Itu pun tidak mungkin bisa tercover semua.
Sekian kali ke Magelang, baru kali ini dapat menikmati Kyai Langgeng. Ternyata udaranya sejuk, mungkin karena letaknya di ketinggian dan tepat bersinggungan dengan Kali Progo, sehingga suasana alamnya sangat mendukung sebagai obyek pariwisata. Surprise! Peseta piknik, mulai mbah-mbah, ibu, bapak dan anak-anak merak terlihat sumringah. Mak-mak dapat tertawa lepas. Anak-anak terlihat menikmati suasana Kyai Langgeng, mereka terlihat ceria dan dapat tertawa lepas....

Keraton Ngayogyakarta


Yogyakarta,
Seperti tidak ada bosan-bosannya menikmati suasana jogja. Ada yang menjadi daya tarik sehingga orang mau berwisata di jogja. Daya tarik itu mungkin, masih kentalnya budaya jawa di sekitar jogja. Keraton yang masih bediri kokoh dengan trah kerajaan yang masih kental. Sultan Hamengkubuwono sejak jawa kuno hingga era modern, Sang Sultan tetap menjadi Sang Pamomong yang dicintai oleh rakyat Kasultanan Ngayogyakarta.
Pintu Gerbang nan cantik dan nampak teduh, merupakan simbul kejayaan keraton dari masa ke masa. Wisatawan akan mengabadikan pintu gerbang keraton sebagai tanda mata.
Alun-alun keraton dan Jalan Malioboro, dilihat secara telanjang mata. Ketiga tempat ini membentuk satu garis lurus. Dari segi artistik tata kota, jogja sangat menarik. Maka, tidak mengherankan bila Malioboro menjadi seperti metropolitan kecil bagi jogjakarta. Pusat perbelanjaan, perhotelan sekaligus paiwisata.

Kamis, 22 Oktober 2009

Dugderan Semarang

Dugderan Semarang

Menjelang datangnya bulan ramadhan, masyarakat Semarang memiliki tradisi yang di kenal dengan sebutan Dugderan.
Kata "dugderan" diambil dari kata bedug dan suara petasan yang berbunyi der. Dua kata ini digabungkan menjadi kata dugderan.
Tradisi dilaksanakan sebagai cara masyarakat Semarang menandai bahwa satu ramadhan sebagai bulan poso (puasa) telah tiba. Hingga sekarang ini tradisi dugderan masih dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Semarang.
Sementara dugderan sendiri tidak bisa lepas dari simbol sebuah binatang yang disebut dengan warak ngendok. Yakni, binatang rekaan yang memiliki tubuh mirip jerapah karena berleher panjang, berkaki seperti esekor keledai atau kambing dan berwajah mirip naga. Dan dibawah awak binatang terdapat telur.
Konon, binatang rekaan ini sebagai simbulisasi keberagaman masyarakat Semarang yang terdiri dari berbagai macam etnis. Meski beragam etnis, mereka dalam satu kesatuan sebagai masyarakat Semarang. Di Semarang sendiri memang terdapat komunitas masyarakat Pecinan, Melayu (Bugis), Arab dan Jawa sebagai masyarakat asli Semarang.
Sedangkan nama "Warak" jika dikaitkan dengan semangat bulan puasa atau hikmah orang yang berpuasa adalah orang akan menjadi orang berderajat "waro". Artinya orang yang memiliki keluhuran batiniah dan rohaniah buah dari menjalankan puasa ramadhan sebulan penuh.

Perayaan dugderan diawali dengan sebuah upacara sebagaimana tempo dulu. Walikota Semarang memperagakan sebagai bupati Semarang yang memimpin acara tesebut hingga selesai. BUpati menerima sebuah laporan dari wakil alim ulama yang memberitahukan bahwa pada hari itu telah memasuki satu Ramadhan atau bulan puasa. Sebagai pertanda bahwa bulan Ramadhan telah tiba, maka bupati Semarang menabuh bedug berulang-ulang dan menyulut petasan super besar sehingga seantero Semarang mengetahui bahwa puasa telah tiba.

Hal lainnya sekitar perayaan dugderan. Alun-alun Masjid Kauman akan dipenuhi para pedagang dari berbagai daerah. Mereka mremo dugderan satu minggu menjelang dugderan. Sehingga suasana alun-alun masjid Kauman seperti pasar malem tiban. Bahkan pedagang melebar hingga di sepanjang Jalan pemuda, tepatnya di depan Swalayan Sri Ratu. Bila sudah demikian, maka sangat terasa antusias masyarakat Semarang menyabut datangnya bulan Ramadhan setiap tahunnya.
Praktis selama satu minggu itu, jalanan menuju arah jalan Pemuda menjadi macet. Karena alasan kenyamanan dan keamanan masyarakat berlalu lintas, pedagang yang mremo dugderan terpaksa berpindah-pindah tempat. Walikota Sukawi Sutarip, mengalihkan dugderan dari alun-alun Masjid Kauman, pedagang dipindahkan ke pinggiran polder tawang. Ternyata, lalu lintas dari arah Pemuda ke arah terboyo dan sebaliknya menjadi tersendat. Kemudian tahun berikutnya pedagang dugderan dialihkan lagi di lapangan arteri bagian dari Masjid Agung Jawa Tengah.

Selasa, 20 Oktober 2009

Kabinet SBY - Budiono


Menyimak pidato Presiden SBY pada acara pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI, Selasa (19/okt) yang berlangsung di Balai Sidang MPR/DPR RI, ada sesuatu yang membikin surprise. Pidatonya yang runtun dengan aksentuasi yang cukup jelas, bikin betah orang untuk menyimak pidatonya.
Beberapa hal dalam isi pidatonya yang dapat aku simak dengan baik adalah ketegasan Presiden SBY yang menyatakan Indonesia sebagai negara yang non blok, menjalankan politiknya secara bebas dan aktif. Indonesia mendorong terjadinya reformasi dalam kaitannya dengan perubahan global dan pemanasan global.
Tergabungnya Indonesia dalam G-20 merupakan langkah awal Indonesia mendorong Dunia baru yang lebih berkeadilan.
Sementara dalam programnya untuk perbaikan kesejahteraan bagi rakyat selama lima tahun kedepan, nampaknya masih seperti program lima tahun yang lalu, namun akan berusaha untuk lebih ditingkatkan. Seperti, peningkatan mutu atau kwalitas pendidikan secara nasional. Dalam hal ini pemerintah akan mengupayakan peningkatan kesejahtreraan bagi guru dan dosen. Anggaran pendidikan yg semakin besar, merupakan upaya nyata pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidik dan anak didik.

  1. Nampaknya rasa optimisme Indonesia yang menunjukkan ke arah yang lebih baik dapat kita simak pula, yakni, : ketika Wakil Presiden Yusuf Kalla, yang pada hari itu telah habis masa jabatannya. JK bersedia duduk bersandingan dengan Wakil Presiden terpilih Prof. Budiono. Dan keduanya merasa tidak terbebani dengan susana politik yang telah lalu, di mana Pak JK menjadi kompetitornya pasangan SBY - Budiono. Ia mencalonkan diri sebagai presiden yang diusung dari Partai Golkar. Usai itu, Mereka nampak akrab dan saling menebar senyum ketulusan. Bahkan JK juga nampak memberikan apresiasi yang legawa ketika Presiden SBY menyampaikan pidato di depan anggota MPR/DPR RI dan tamu undangan.
  2. Ketua MPR, Taufik Kiemas, sebagai salah satu tokoh sentral dariPDI perjuangan yang memimpin sidang pada acara itu, juga nampak menikmati posisinya sebagai pemimpin sidang. Taufik Kiemas tidak menunjukkan sebagai tokoh oposan, tetapi justru menunjukkan sikap hangat kepada SBY. Meski garis partainya telah mengabil sikap sebagai oposisi pemerintah. Namun belakang sikap itu sedikit diperlembut dengan pernyataan Puan Maharani, putri Mega-Taufik Kiemas yang juga sebagai anggota DPR dari PDI Perjuangan dihadapan para wartawan, "Sistem presidentil tidak mengenal oposisi. Tetapi PDI P akan bersikap kritis kepada kebijakan pemerintah, jika kebijakan itu tidak pro rakyat."
  3. Kehadiran para kepala negara tetangga antara lain PM Australia, PM Timor Leste, PM Malaysia dan Sultan Brunai Darussalam serta utusan-utusan dari negara-negara sahabat, menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara yang masih cukup diperhitungkan oleh negara-negara sekawasan atau belahan negara lainnya. negara yang demikian besar ini, ternyata mampu melalui pergantian presiden lewat pemilu yang demoratis dan penuh ketertiban dan aman.
  4. Susunan Kabinet, nampak beberapa wajah lama yang masih di minta preisden SBY sebagai menteri. Mereka adalah orang2 kepercayaan SBY. Misal, Sudi Silalahi, Hatta Rajasa, Sri Mulyani, Andi Malarangeng. Kemudian Mitra Koalisi dari partai pengusung SBY - Budiono, Suryadarma Ali, Tifatul Sembiring, Muhaimin Iskandar. Nampaknya SBY bukan tipe pemimpin yang "ingkar janji". Jatah itu mesti tetap harus diberikan kepada parpol yang telah nyata mengusung dirinya hingga terpilih sebagai presiden yg kedua kalinya. Koalisi dan balas budi ini secara etika politik, jelas menunjukkan etika politik yang high clas (mengambil istilah Amin Rais). Meski demikian, koalisi ini rapuh atau tidak sangat bergantung trend politik di masa akan datang. Perjalanan politik selama lima tahun, kadang-kadang sulit untuk diprediksi. Berbagai kejadian politik dan perubahan politik bisa terjadi, dan itu bukan sesuatu yang tidak mungkin.
Menurut beberapa pengamat politik, suasana kedewasaan politik, sbagaimana yg telah ditunjukkan para tokoh pada sidang paripurna dan pelantikan Preisden dan Wakil Presiden 2009 - 2014, ini merupakan titik awal yang sangat baik bagi bangsa Indonesia. Tentunya ini sebagai modal awal bagi Presiden dan Wakil Presiden menjalankan roda pemerintahan lima tahun ke depan.
Yang jelas, sebagai rakyat, mengharapkan pemerintah dibawah kepemimpinan SBY-Budiono benar-benar dapat bekerja maksimal demi tecapainya kesejahteraan rakyat. Sedangkan para menteri yang tergabung dalam kabinet Indonesia Bersatu jilid II, bukan bekerja untuk mencari keuntungan kelompok parpolnya terlebih pribadi. Bila terjadi seperti ini, kita harus berani meneriakkan pecat menteri bersangkutan. Dan Pada pemilu lima tahun ke depan, kita teriakkan boikot parpol bersangkutan, dengan cara elegan tentunya, yakni, jangan pilih parpol tersebut. Sehingga parpol tersebut terpuruk.

Minggu, 04 Oktober 2009

Halal Bi Halal



Tilik Kubur Ngiras - Ngirus Halal Bi Halal
Hari Raya Idul Fitri, momentum bagi umat muslim untuk saling bersilaturrahmi, termasuk mensilaturahmini ortu yang telah pindah di alam baka. Pemakaman Umum Bergota, sebagai kuburan terbesar di Semarang, ketika Hari yang fitri, sehabis sholat Id, makam ini bagai lokasi pariwisata. Masyarakat Semarang dari berbagai penjuru datang ke makam ini. "Tilik Kubur" istilah semarangannya. Di sini, kita akan bertemu sanak saudara yang sama-sama atau baru saja selesai tilik kubur. Jadi suasana halal bi halal atau salin maaf memaafkan sesama muslim sudah terbangun, ketika sama-sama mau tilik kubur di Bergota.
Tadi malam, aku menghadiri halal Bi halal di langgar Batan Gambir, Kelurahan Miroto. Ustadz menjelaskan puasa, iman dan halal bi halal. Allah SWT memerintahkan puasa hanya bagi hambanya yang beriman (percaya secara tauhid) "Yaa ayyuhalladiina aamanu" bukan bagi semua hambanya. Sehingga bagi mereka yang tak memiliki iman kepada Allah SWT, terbebas dari perintah menunaikan puasa ramadhan satu blan penuh.
menurut ustadz Muhkrowi, itu sebagai konsekuensi sebagai orang yang beriman. Sedangkan orang yang beriman itu, memiliki ciri2 antara lain, aqimiissholah, artinya mendirikan sholat. Kata mendirikan ini memiliki makna perilaku beribadah sholat secara kontinyu sampai akhir hayat. Menunaikan sholat tanpa terhalang dengan keadaan apapun. Ciri selanjutnya, orang beriman menyadari bahwa harta yang dimilikinya itu sebagiannya adalah hak orang lain. Maka, harta kekayaannya itu akan ia salurkan kepada mereka yang berhak menerima. Ini merupakan bentuk kepedulian sosial yang nyata.
Bila, potensi amal harta milik orang beriman ini di dayagunakan secara maksimal dengan manajemen pengelolaan keuangan yang tertib dan amanah, betapa memberi peluang orang muslim yang miskin, anak yatim dan mereka yang sulit mengakses modal, dapat tertolong dengan hartanya orang beriman.
Ciri lainnya, orang beriman senantiasa menjalin dan menyambung silaturrahmi. Oleh karenanya, syawal sebagai bulan peningkatan iman dan amal, sebenarnya tidak bisa dilepaskan dari anjuran untuk bersilaturrahmi. Silaturrahmi inilah sebagai buah dari perayaan halal bi halal. Perilaku silaturrahmi itu seorang yang beriman tidak akan melewatkan :
1. Sholat berjamaah. Karena dengan sholat berjamaan di mushola atau masjid, selain mendapatkan pahala 27 % dengan tanpa disadari jalinan silaturrahmi sesama orang beriman terjalin terus-menerus. Sehingga semakin menguatkan tali ukhuwah islamiyah.
2. Menjenguk orang sakit. Ini pun juga memiliki unsur menjalin silaturrahmi. Orang yang sakit akan mendapatkan dorongan moral sehingga mendorong keinginan dirinya untuk sembuh sangat kuat. Orang yang menjenguk mendoakan supaya si sakit cepat diberi kesembuhan. Jelas, perilaku yang demikian mulia ini akan menjadi jalinan ukhuwah yang sangat kuat di natara keduanya.
3. Ta'ziah ke tempat orang yang meninggal dunia. Pada kegiatan ini, kita akan betemu sanak keluarga orang yang meninggal. Juga bertemu dengan para ta'ziah lainnya.
4. Menjaga kehormatan tetangga. Bagi orang yang beriman tetangga adalah "saudara paling dekat". Dalam posisi suka atau duka tetangga meliki nilai lebih utama. Sehingga akan dosa seseorang jika dirinya kenyang sementara tetangganya sampai kelaparan.
5. Menjalin tali silaturrahmi.
Materi di atas yang dapat aku serap pada pengajian Halal Bi halal tadi malam. Si Ustadz menyampaikan materinya super serius. tidak ada tawa, sedikit senyum dan tidak ada sholawatan sebagaimana ustadz -ustadz lainnya. Yach, mesti demikian, lumayan sebagai tarbiyah bagi masyarakat.
Pak Widi komentarnya, nek gak ono lucune. Ngajine bikin ngantuk berat. Rasane suwi banget.