Rabu, 09 September 2009

Pelebaran saluran ginjal

Bagi penderita gangguan ginjal, seperti batu ginjal, ginjal bengkak atau pelebaran saluran ginjal, Anda bisa mencoba mengobatinya dengan obat tradisional yang berasal dari tanaman dan tumbuh-tumbuhan di sekitar kita. Bahan untuk pengobatannya antara lain :
1. Daun kumis kucing 17 lembar
2. Daun Sambiloto 7 lembar
3.Rumput Meniran ( tumbuh di sekitar tanaman dan tumbuh liar ).
4. Daun Pegagan
5. Akar alang-alang 7 jengkal
6. Rimpang Temulawak 3 jari tangan
7.Rimpang Kunyit 3 jari tangan
Cara membuatnya :
Cuci, kupas, serta iris tipis-tipis rimpang temulawak dan kunyit (kunir). Rebus semua bahan dalam 4 gelas air. Setelah mendidih dan tersisa tiga gelas, saring dan dinginkan. Minum 3 kali sehari sesudah makan, masing-masing 1/2 gelas. Lakukan selama 3 minggu.

Senin, 07 September 2009

Gedong Batu

Gedong Batu

Klenteng Gedong Batu, menurut sejarah adalah lokasi pendaratan Cheng Hoo yang sedang melaksanakan muhibah di tanah Jawa. Gedong Batu, lokasinya memang tepat di bawah bukit Simongan. Bentuk bangunan asli dari tempat ini sudah di pugar dan nyaris tidak tampak bangunan aslinya. Pada bangunan lama terdapat goa yang cukup lebar, di dalam goa tersebut terdapat beberapa makam yang identik dengan pemakaman orang muslim. Makam-makam tersebut adalah tempat pemakaman jasad prajurit Laksamana Cheng Hoo.
Bangunan induk sekarang ini, berupa altar yang sangat besar dan indah, nampaknya sebagai pusat dari pemujaan kepada dewa-dewa sebagaimana yang diyakini para penganut agama Konghuchu.
Kemudian di bangunan sebelah Utara, dulu terdapat makam yang identik dengan bentuk pemakaman seorang muslim. Makam tersebut diyakini sebagai makamnya juri mudi Kapal Cheng Hoo yang beragama Islam. Namun, pemakaman itu sekarang keberadaan di tutupi altar sembahyangan. Sehingga tidak tampak dari depan. Sedangkan surau kecil berada disamping makam, nampaknya sudah dihilangkan.
Kemudian di sebelah Selatan dari bangunan bersejarah ini, menurut keterangan juri kunci juga terdapat beberapa makam, tetapi makam-makam tersebut sudah di bongkar. Masih di sekitar bangunan sebelah selatan Gedung Batu, terdapat jangkar yang sangat besar. Biasa disebut dengan nama Kyai Jangkar. Ini pun sebagai tempat pemujaan bagi pemeluk agama Konghucu.

Perayaan Muhibah ChengHoo
Ketika, bukit Simongan dikuasai oleh seorang Yahudi, orang-orang Thionghoa yang akan melakukan sembahyangan di Klenteng peninggalan Cheng Hoo, mereka ditarik upeti. Rasa tidak nyaman ini, justru menimbulkan ide untuk membuat replika Klenteng Cheng Hoo. Klenteng tiruan itu dikenal dengan nama Klenteng Tay Kak Sie yang lokasinya di Gang Pinggir komplek Pecinan Semarang.
Setiap tahunnya, terutama menjelang Hari Raya Tahun Baru Imlek, Klenteng Tay Kak Sie menggelar peringgatan kedatangan Cheng Hoo di Tanah Jawa. Acara perayaan dimulai dari depan Klenteng Tay Kak Sie menuju Gedung Batu.
Suasana perayaan tesebut memang tampak meriah. Berbagai rupa tabuhan khas pecinan meramaikan suasana diiringi kesenian barongsai. Pada barisan depan adalah peserta acara yang memainkan sebagai pasukan kekaisaran, di mana kostum yang mereka pakai dominan warna merah dan kuning dan bertopi seperti pasukan jaman kekaisaran cina. Kemudian diikuti para pemandu patung yang konon, berat patung itu sama dengan berat bongkahan batu yang sangat besar sehingga harus dipikul oleh banyak orang yang memang nampak seperti membawa beban berat. Kemudian berbagai macam rupa bendera-bendera khas pecinan yang didominasi gambar naga. Yang menjadi agak aneh adalah terdapat kuda tetapi tidak ditunggangi. Kuda itu dituntun bergantian oleh orang-orang yang berwajah sangar. Wajah mereka digambar seperti wajah-wajah setan. Dulu, konon, setelah sampai di depan klenteng Gedung Batu, kuda dilepas dan dikejar ramai-ramai sambil dipukuli hingga kuda itu mati kelelahan dan kesakitan akibat pukulan-pukulan. Namun, sekarang tradisi tersebut sudah dihilangkan, kuda turut dalam rombongan peserta perayaan, sampai dilokasi Kuda di istirahatkan dan tentu saja juga diberi makan dan minum.

Kamis, 03 September 2009

lailatul Qadr

Allah SWT telah menjadikan bulan suci Ramadhan sebagai bulan yang sangat istimewa. Di dalam bulan tersebut, umat Islam diwajibkan berpuasa satu bulan penuh. Kewajiban puasa di dalam Alqur'an dijelaskan ternyata juga telah diwajibkan oleh umat-umat sebelumnya.
Di bulan Ramadhan Allah SWT memberikan ampunan (magfiroh) kepada umat Muhammad, tentunya yang menjalankan kewajiban puasa serta tidak meninggalkan peribadatan lainnya, seperti menjalankan shalat lima waktu dan menambah amalan-amalan sunah sebagaimana yang dituntunkan Rasulullah. Pada bulan puasa itu pula, Allah SWT menurunkan Rahmat dan Hidayannya kepada umat Muhammad.
Keistimewaan dari bulan suci Ramadhan juga karena di dalam bulan itu Al-Qur'an diturunkan sebagai kitab sucinya umat Islam. Al-qur'an itu sebagai petunjuk bagi umat Islam juga sebagai al-furqon pembeda antara yang benar dengan yang keliru.
Keistimewaan lainnya, karena di dalam bulan Ramadhan itu terdapat satu malam yang kemuliaannya, memiliki nilai yang sebanding dengan malam seribu bulan, yakni, lailatul qadr.
Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Alqadr ayat 1 : Sesungguhnya Aku turunkan lailatul qadr. Di jelaskan dalam banyak hadits, bahwa malam yang penuh kemuliaan itu terdapat pada bilangan-bilangan ganjil di bulan Ramadhan.
Penggambaran kemuliaan satu malam itu, bahwa seluruh malaikat turun ke bumi menebarkan kesejahteraan bagi umat manusia terutama bagi mereka yang beriman dan bersabar di dalam beribadah kepada Allah SWT. Ketika para malaikat turun, bumi menjadi hening, tidak ada angin, udara tidak panas dan tidak pula dingin dan langit terlihat teduh.
Meski banyak ahli tafsir telah memberikan penjelasan masalah lailatul qadr. Sebagian manusia belum yakin, bahwa lailatul qadr itu benar-benar terjadi. Fenomena alam sebagaimana yang telah digambarkan dengan jelas di dalam hadits-hadits juga belum dapat ditangkap oleh sebagian umat Islam.
Di sinilah akar persoalannya, firman Allah SWT tentang lailatul qadr yang demikian jelas. Oleh sebagian umat muslim mencoba untuk di teliti secara empiris dengan pendekatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Yakni, kaitannya dengan tanda-tanda alam sebagaimana yang dijelaskan dalam riwayat hadits yang disabdakan oleh Rasulullah Muhammad SAW kepada para sahabatnya.
Misalnya, suasana langit saat itu, demikian teduh sehingga bagi mereka yang memandang dan dapat merasakan kebesaran ciptaan Allah SWT akan memiliki rasa tentram dan damai. Fenomena langit yang sedemikian itu, sangat mungkin untuk diteliti oleh para ahli astronomi. Apakah para ilmuwan astronomi dapat menemukan tanda-tanda lailatul qadr ? wallahu'alam bissawab.
Dibalik Rahasia Lailatul Qadr
Mengapa Allah SWT memberikan lailatul qadr dalam setiap tahunnya? Tentu terdapat rahasia dibalik lailatul qadr.
Secara hakekat, Allah SWT yang menciptakan berbagai rupa fenomena alam sebagai bukti bahwa Allah adalah Sang Khalik. Firman Allah SWT yang disampaikan kepada para nabi-nabi dan rasul merupakan tuntunan yang harus diyakini kebenarannya. Dan ketika firman Allah SWT berupa janji, secara keimanan, pasti Allah SWT menepati janjinya.
Misalnya, di dalam ayat yang berbunyi "Lailatul Qadr khairun min alfisahrin. Tanazzalul malaaikati warruuhufihaa bi idni rabbihim min amrissalam hiya hatta matlaiil fajr".
Kata Khairun min alfisahrin, artinya, malam al qadr adalah lebih khair (baik) dari seribu bulan.
Ayat ini merupakan janji Allah. Allah menjamin bahwa lailatul Alqadr, di dalamnya penuh pahala yang nilainya berlipat ganda.
Kemudian ayat tanazzalul malaaikatu dan seterusnya, artinya, pada lailatul qadr, Allah telah memerintahkan seluruh malaikatnya untuk turun ke bumi dengan satu tujuan memberikan kesejahteraan bagi seluruh penduduk bumi dengan waktu yang terbatas, yakni hingga terbitnya fajr.
Ayat ini memberikan kabar kepada kita, bahwa Allah sedang mengobral pahala. Jika dalam bahasa sederhana dapat kita misalkan, pemilik super market di setiap bulan ramadhan pasti memberikan diskon besar-besaran hingga 100%. Tidak itu saja setiap pembelian minimal tertentu, pembeli masih mendapatkan bonus dari super market belanja gratis hingga satu juta rupiah. Namun diskon besar-besaran itu, hanya akan disampaikan di antara bilangan-bilangan ganjil di akhir bulan Ramadhan.
Mendengar informasi adanya program diskon gede-gedean, bagi siapapun pasti ingin mendapatkan kesempatan itu. Tapi tidak jelas kapan program tersebut akan digelontorkan, hanya di antara bilangan ganjil di akhir bulan ramadhan. Bagi pembeli/konsumen yang jeli, dia akan membuat strategi hadir dan belanja di super market tersebut pada bilangan-bilangan ganjil. Sudah demikian waktunya pun tidak dipastikan. Praktis hanya pembeli yang bersabar, dan telah membelanjakan harta bendanya, maka pembeli ini akan berkesempatan memperoleh diskon besar dan bonus yang sangat besar pula. Bila dihitung, maka dia akan mendapatkan laba dan barang pembelian yang melimpah.
Demikian halnya dengan program lailatul qadr dari Allah SWT. Pasti, mereka yang mau menghadangdan mengharap mendapatkan lailatul qadr serta melakukan perintah-perintahNya. Kiranya tidak mustahil, jika umat muslim yang demikian ini akan mendapatkan janji Allah berupa keberkahan dan kesejahteraan.
Umat Nabi Muhammad adalah umat yang terakhir yang hidup di akhir zaman. Dari segi fisik, relatif lebih kecil dibanding umatnya nabi-nabi sebelum Muhammad. Usia umat Rasulullah hanya mencapai puluhan tahun sedangkan umat nabi Musa, Isa, Daud dan Nuh, Ibrahim dan Ismail berusia ratusan tahun. Praktis umat terdahulu memiliki rentang waktu untuk berubadah kepada Allah SWT lebih panjang dibanding umatnya Rasulullah Muhammad SAW. Mengenai soal beribadah ini Rasulullah pernah mengeluhkan kepada Allah SWT ketika Isro Mi'roj, karena Rasulullah khawatir umatnya tidak mampu menandingi lamanya beribadah kepada Allah SWT.
Karena faktor usia umatnya Nabi Muhammad yang relatif pendek itu, Allah SWT memberikan kemurahan pahala, memberikan kesempatan kepada umatnya Rasulullah meraih kemurahan pahala itu dalam satu malam di bulan Ramadhan. Allah SWT memberikan diskon besar-besaran kepada umat Islam. Sehingga mereka yang mampu memperoleh kemuliaan lailatul qadr itu, berarti sama halnya dapat melaksakana ibadah dan amal kebajikan kepada Allah hingga ratusan tahun sebagaimana umat-umat terdahulu.
Bila kita mencoba menghitung secara matematis, seribu bulan berarti sekitar delapan puluh tiga tahun. Andai saja kita memperoleh kemuliaan lailatul qadr satu kali saja. Maka sama halnya kita beribadah selama delapan puluh tiga tahun ditambah dengan umur kita yang sebenarnya. Subhanallah! Padahal belum tentu usia kita ini bisa mencapai umur sebanyak itu. Karena rata-rata usia manusia sekarang ini berkisar sekitar 60 - 70 tahun.
Bila kita memperoleh kemuliaan lailatul qadri, selama sepuluh kali Ramadhan berarti kita sama halnya beribadah kepada Allah SWT selama delapan ratus tiga puluh tahun. Nah, di sinilah salah satu kemuliaan yang diberikan umat Islam di bulan suci Ramadhan.
Sebagaimana lazimnya sebuah kesempatan yang sangat prestisius, pasti tidak semua orang mampu meraihnya. Mereka yang benar-benar teruji, tekun, paham yang bakal apa yang dia raih, sabar dan amanah adalah orang yang berkesempatan memperoleh berkah lailatul qadr.